Sabtu, 11 Februari 2012

Makalah Narkoba


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................. i

HALAMAN MOTTO............................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................... iii

KATA PENGANTAR............................................................................................. iv

DAFTAR ISI............................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1

1.3 Tujuan dan Manfaat.......................................................................... 1

1.4 Hipotesis.......................................................................................... 2

1.5 Metode Penelitian............................................................................. 2

1.6 Sistematika Penulisan........................................................................ 2

BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................... 4

A. Pengertian Narkotika........................................................................ 4

B. Kemungkinan Yang Terjadi Pada Pengguna Narkotika........................ 4

C. Jenis-jenis Narkotika yang Disalahgunakan dan Peredarannya............. 5

D. Peran Pemerintah Dalam Mengatasi Narkotika................................. 14

E. Akibat Penyalahgunaan Narkotika.................................................... 14

F. Cegah Narkoba Dengan Pendidikan Agama..................................... 15

G. Ciri-Ciri Bagi Pengguna Narkotika................................................... 18

H. Kendala.......................................................................................... 18

I. Solusi............................................................................................. 19

BAB III PENYAJIAN DATA PEMECAHAN MASALAH............................... 20

A. Penyajian Data............................................................................... 20

B. Pemecahan Masalah....................................................................... 20

BAB IV PENUTUP........................................................................................... 22

A. Kesimpulan..................................................................................... 22

B. Saran-saran.................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 23
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa disebut narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di dalam dunia pengobatan. Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan yang seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat membahayakan kesehatan bahkan jiwa pemakainya.

Penyalahgunaan narkoba pada akhir tahun ini dirasakan semakin meningkat. Dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan baik di media cetak maupun elektronika yang hampir setiap hari memberitakan tentang penangkapan para pelaku penyalahgunaan narkoba oleh aparat keamanan. Kebanyakan pelakunya adalah remaja belasan tahun, mereka pasti sudah mengerti tentang bahaya mengkonsumsi narkoba, tapi mengapa mereka menggunakannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang dikemukakan dalam latar belakang maka penulis menarik suatu rumusan masalah sebagai berikut :

a. Adakah bahaya narkoba terhadap generasi penerus bangsa ?

b. Gejala-gejala apa sajakah yang timbul akibat mengkonsumsi narkoba ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini adalah terumuskannya model pemberdayaan pranata sosial dalam menangani masalah penyalahgunaan narkoba. Manfaat yang diharapkan adalah sebagai bahan masukan bagi perumusan kebijakan penanganan masalah penyalahgunaan narkoba khususnya keikutsertaan pencegahan dan penanganan penyalahgunaan masalah narkoba.

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang bisa diperoleh dari rumusan masalah tersebut sebagai berikut :

1. Hipotesis Kerja (Ha)

Adanya bahaya narkoba generasi penerus bangsa yang menjadi akibat terjadinya penyalahgunaan narkoba.

2. Hipotesis Nol (H0)

Tidak ada masyarakat yang bilang kalau narkoba itu adalah barang (obat) yang baik, sebaliknya narkoba itu adalah obat yang merusak akal generasi penerus bangsa.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode studi kepustakaan. Pemilihan metode ini karena penelitian yang dilakukan ditujukan untuk mengidentifikasi permasalahan peran remaja dalam penanggulangan Narkotika dengan mengacu pada literatur-literatur, artikel-artikel dan sumber bacaan lain.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan paper ini telah ditulis secara sistematika dan bisa diuraikan sebagai berikut :

Pada Bab I berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, hipotesis, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Pada Bab II berisi tentang kajian teori yang meliputi pengertian Narkotika, kemungkinan yang terjadi pada pengguna Narkotika, peran pemerintah dalam mengatasi Narkotika, akibat penyalahgunaan Narkotika, cegah narkoba dengan pendidikan agama, dan ciri-ciri bagi pengguna Narkotika, kendala dan solusi.

Pada Bab III berisi tentang penyajian data dan pemecahan masalah.

Pada Bab IV berisikan tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan saran untuk meringkas berbagai keterangan pembahasan diatas.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Narkotika

Narkotika adalah zat yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakannya dengan cara memasukkan obat tersebut ke dalam tubuhnya, pengaruh tersebut berupa pembiasan, hilangnya rasa sakit rangsangan, semangat dan halusinasi. Dengan timbulnya efek halusinasi inilah yang menyebabkan kelompok masyarakat terutama di kalangan remaja ingin menggunakan Narkotika meskipun tidak menderita apa-apa. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan Narkotika (obat). Bahaya bila menggunakan Narkotika bila tidak sesuai dengan peraturan adalah adanya adiksi/ketergantungan obat (ketagihan).

Adiksi adalah suatu kelainan obat yang bersifat kronik/periodik sehingga penderita kehilangan kontrol terhadap dirinya dan menimbulkan kerugian terhadap dirinya dan masyarakat. Orang-orang yang sudah terlibat pada penyalahgunaan Narkotika pada mulanya masih dalam ukuran (dosis) yang normal. Lama-lama pengguna obat menjadi kebiasaan, setelah biasa menggunakan mar kemudian untuk menimbulkan efek yang sama diperlukan dosis yang lebih tinggi (toleransi). Setelah fase toleransi ini berakhir menjadi ketergantungan, merasa tidak dapat hidup tanpa Narkotika.

B. Kemungkinan Yang Terjadi Pada Pengguna Narkotika

Banyak orang beranggapan bagi mereka yang sudah mengkonsumsi mar secara berlebihan beresiko sebagai berikut :

1. Sebanyak 60% orang beranggapan bahwa Narkotika dapat menyebabkan kematian karena zat-zat yang terkandung dalam Narkotika mengganggu sistem kekebalan tubuh mereka sehingga dalam waktu yang relatif singkat bisa merenggut jiwa si pemakai.

2. Sebanyak 20% orang beranggapan bahwa pengguna Narkotika dapat bertindak nekat/bunuh diri karena pemakai cenderung memiliki sifat acuh tak acuh terhadap lingkungannya. Ia menganggap dirinya tidak berguna bagi lingkungannya ini yang memacunya untuk bertindak nekat.

3. Sebanyak 15% orang beranggapan bahwa Narkotika dapat menyebabkan hilangnya kontrol bagi si pemakainya, karena setelah mengkonsumsi Narkotika. Zat-zat yang terkandung di dalamnya langsung bekerja menyerang syaraf pada otak yang cenderung membuat tidak sabar dan lepas kontrol.

4. Sebanyak 5% orang beranggapan bahwa Narkotika menimbulkan penyakit bagi pemakainya. Karena di dalam Narkotika mengandung zat yang mempunyai efek samping yang menimbulkan penyakit baru.

C. Jenis-jenis Narkotika yang Disalahgunakan dan Peredarannya

Narkoba meliputi :

A. Narkotika

Zat berasal dari tanaman atau bukan tanaman.

1) Tanaman

a. Opium atau candu/morfin yaitu olahan getah tanaman papaver somniferum tidak terdapat di Indonesia, tetapi diselundupkan di Indonesia.

b. Kokain yaitu olahan daun koka diolah di Amerika (Peru, Bolivia, Kolumbia).

c. Cannabis Sativa atau Marihuana atau Ganja banyak ditanam di Indonesia.

2) Bukan tanaman

a. Semi sintetik : adalah zat yang diproses secara ekstraksi, isolasi disebutalkaloid opium. Contoh : Heroin, Kodein, Morfin.

b. Sintetik : diperoleh melalui proses kimia bahan baku kimia, menghasilkan zat baru yang mempunyai efek narkotika dan diperlukan medis untuk penelitian serta penghilang rasa sakit (analgesic) seperti penekan batuk (antitusif).

Contoh : Amfetamin, Metadon, Petidin, Deksamfetamin.

B. Psikotropika

Adalah obat keras bukan narkotika, digunakan dalam dunia pengobatan sesuai Permenkes RI No. 124/Menkes/Per/II/93, namun dapat menimbulkan ketergantungan psikis fisik jika dipakai tanpa pengawasan akan sangat merugikan karena efeknya sangat berbahaya seperti narkotika. Psikotropika merupakan pengganti narkotika, karena narkotika mahal harganya. Penggunaannya biasa dicampur dengan air mineral atau alkohol sehingga efeknya seperti narkotika.

1) Penenang (anti cemas) : bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan syaraf pusat. Contoh : Pil Rohypnol, Mogadon, Valium, Mandrax (Mx).

2) Stimulant : bekerja mengaktifkan susunan syaraf pusat. Contoh : Amphetamine, MDMA, MDA.

3) Hallusinogen : bekerja menimbulkan rasa halusinasi/khayalan. Contoh Lysergic Acid Diethylamide (LSD), Psylocibine.

Alkohol

Alkohol dalam ilmu kimia dikenal dengan sebutan etanol adalah minuman keras yang mempunyai efek bisa memabukkan jika minumnya berlebihan.

C. Zat Adiktif

Zat adiktif adalah zat yang sangat berbahaya jika salah pemakaiannya bisa merusak tubuh, bila keracunan bisa menimbulkan halusinasi atau mungkin yang fatal kematian.

Contoh : Terpentine, lem karet, thinner, spray aerosol, aceton, dll.


Narkoba yang sering disalahgunakan :

Narkoba yang sering dikonsumsi oleh masyarakat secara salah antara lain :

A. HEROIN

Nama : Putauw, PT, bedak, putih, Brown Sugar, Benana, Smaek, Horse, Hammer, Snow White Brown.

Asal : Papaver Somniferum.

Bentuk : Seperti bedak berwarna putih, rasa pahit, terdapat paket hemat, dijual sebesar ujung kuku/ibu jari dalam kemasan kertas.

Cara Pakai : Dihirup, dihisap, ditelan dan disuntikkan lewat tangan, kaki, leher.

Efek : Mual, mengantuk, cadel, pendiam, mata sayu, muka pucat, tidak konsentrasi, hidung gatal-gatal.

Gejala putus obat :

Sebelum memakai :

- Tulang otot sendi terasa nyeri, demam, takut air

- Keringat keluar berlebihan

- Takut kedinginan, bulu kuduk berdiri

- Mata berair, hidung berair

- Mual-mual, perut sakit, diare

- Tidak suka makan

- Tidak bisa bekerja (lemas)

Setelah memakai :

- Fly (berkhayal), mata sembab kadang muntah

- Jantung berdebar, mata susah bangun

Bahaya :

- Hepatitis B, C, AIDS, HIV

- Menstruasi terganggu, infertilitas (impotensi)

- Abses (jika pakai suntik)

- Tubuh kurus, pucat, kurang gizi

- Sulit buang air besar

- Mudah terserang radang paru, TBC paru, radang hati, empedu, ginjal

B. KOKAIN

Nama : Charlie, Nosc Candy, Snow, Coke

Asal : Daun (tanaman Erythrro – Xylon Coca)

Bentuk : Serbuk putih, kadang dicampur dengan beberapa macam zat berbahaya, disebut “Drug Cocktail”

Efek : - Suhu badan tinggi, denyut jantung bertambah

- Mudah marah, agresif dan merusak

- Merasa energik dan waspada dan merasa memiliki dunia (arogan).

Gejala putus obat :

- Ada keinginan bunuh diri, mual, kejang-kejang

Bahaya :

- Paranoid

- Menyebabkan perkelahian

- Mabuk dan tidak bergairah

- Jika dihirup akan menyebabkan mimisan dan sinusitis

- Kerusakan jantung jika dicampur rokok

- Pemakaian banyak, nafsu sex hilang

- Bisa terjadi psikotik atau gila dalam jangka panjang

C. GANJA

Nama : Ganja, cimeng, gelek, daun, rumput, jayus, jum, barang, marihuana, bang bunga, ikat, labang, hijau

Jenis-jenis : Stick, daun atau tembakau, hashish (minyak/lemak ganja)

Bentuk : Daun kering atau dalam bentuk rajangan kering, dimasukkan dalam amplop.

Daun basah, runcing berjari-jari ganjil 5, 7, 9 dst.

Cara Pakai : Dilinting seperti rokok, dihisap dan dimakan, minyak ganja bisa dioles pada rokok biasa

Efek : - Jantung berdebar-debar

- Tidak bergairah, cepat marah, sensitif

- Perasaan tidak tenang, eforia, kurang percaya diri, rasa letih/malas

Gejala putus obat :

- Sebenarnya hanya faktor psikis dan sugesti yang lebih dominan, apabila tidak memakai ganja.

Bahaya :

- Untuk pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai menjadi linglung.

D. EKSTASI

Nama : Kancing, XTC, Inex, Adam, Hug-Drug, Essence, Disco, Biscuits, Venus, Yupie, Butterfly, Elektrix, Gober, Beladin

Bentuk : Pil, serbuk, kapsul.

Cara Pakai : Diminum dengan air atau yang lain

Efek : - Mulut kering, gigi berkerut-kerut

- Banyak berkeringat dingin, nafsu makan kurang

- Badan tak terkendali geraknya (triping)

- Denyut jantung, nadi bertambah

- Tekanan darah naik

- Rasa percaya diri tinggi

- Keintiman bertambah

Gejala putus obat :

- Rasa letih, malas

- Mudah tersinggung, emosi labil

- Sulit tidur, mimpi buruk jika tidur

- Depresi, mata kabur

Bahaya :

- Paranoid (rasa takut berlebihan, curiga yang berlebihan)

- Pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai bisa linglung

- Merusak syaraf otak

- Pucat kurang darah

- Kurus kurang gizi

- Penyakit Parkinson

E. SHABU-SHABU (Methyl – Amphetamin)

Nama : Ubas, SS, Mecin

Bentuk : Bubuk atau kristal

Jenis : Gold silver, coconut, crystal, blue ice, tebu

Cara Pakai : Dibakar di atas kertas timah dan dihisap melalui alat yang disebut bong

Pemakai bisa diindikasikan : Tidak tenang (cemas), mudah marah, dapat cepat lelah, mata nanar, tidak bersemangat, tidak beraktifitas, keringat berlebihan dan bahu, wajah pucat, lidah warna putih, nafsu makan kurang, susah tidur (2-3 hari), jantung berdebar-debar, banyak omong, percaya diri tinggi.

Efek : - Sebelum memakai gelisah, ngantuk, lemas, tidak bergairah

- Jika sudah memakai, agresif, hiperaktif dan percaya diri tinggi

Gejala putus obat :

- Mudah marah

- Ngantuk

- Faktor sugesti yang dominan apabila tidak memakai

- Mudah capek

- Rasa lebih malas

- Malas hidup

Bahaya :

- Paranoid (rasa takut berlebihan)

- Pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai bisa linglung

- Merusak syaraf otak

- Kanker hati

- Terjadinya gejala psikotik (gila)

F. HALUSINOGEN

Nama : LSD (Lysergic Diethyl Amid), Magic Mushroom (jamur tahi kuda/sapi), STP (Serenity, Tranquility, Peace)

Cara Pakai : Diminum, dihirup, dimakan

Efek : - Menimbulkan serenity, tranquility dan peace (rasa tenang dan damai) sesaat

- Perasaan labil yaitu murung dan bahagia atau euforia kadang-kadang menjadi takut.

Bahaya :

- Kecemasan akut, reaksi panik

- Terjadi depresi sampai berbulan-bulan

- Terjadinya gejala psikotik (gila)


G. HIPNOTIKA/SEDATIVA (Obat Tidur, Obat Penenang)

Nama : Metaqualon (Mandrax), Flunitrazepam (Rohyp), Clona Zepam (RIV), Nitra Zepam (pil koplo, pil anjing, dum, BK, MG).

Bentuk : Pil

Cara Pakai : Ditelan

Efek : - Teler (bicara cadel, jalan sempoyongan)

- Mudah tersinggung

- Banyak bicara yang tidak karuan

- Ngawur dalam bertindak, tidak terkontrol

Gejala putus obat :

- Denyut jantung cepat

- Banyak berkeringat

- Tekanan darah tinggi

- Tangan, kelopak dan lidah bergetar

Bahaya :

- Terjadinya perkelahian

- Mudah tersinggung dan marah

- Lemas, sedih, ingin bunuh diri

- Menimbulkan halusinasi dan melakukan tindakan berbahaya

H. ALKOHOL

Nama : Etanol atau Ethyl Alkohol

Jenis : Bir, wiski, gin, vodka, martini, brem, arak, ciu, saquer, tuak, johny walker (topi miring), black and white (kam-put, kambing putih)

Bentuk : Cairan, berupa minuman

Cara Pakai : Diminum / ditelan

Efek : - Mabuk teler

- Muka merah, banyak bicara, bicara cadel

- Jalan sempoyongan, konsentrasi kurang

- Bola mata bergerak-gerak

Gejala putus obat :

- Mual, muntah, lemah, letih

- Denyut jantung cepat, banyak berkeringat, tekanan darah naik

- Tangan, lidah, kelopak mata gemetar

- Cemas, depresi, mudah tersinggung

- Gangguan kesadaran

Bahaya :

- Kanker hati, cacat pada janin

- Perdarahan lambung, radang pankreas

- Penyakit otot, pikun

I. INHALANSIA dan SOLVEN

Nama : Lem karet, aerosol spray, aceton, gas N2O2, pelumas, thinner, terpentine, DDT, pestisida, zat pewarna

Bentuk : Cairan, gas

Efek : - Timbul ilusi, halusinasi

- Kemampuan persepsi yang salah

Bahaya :

- Merasa dirinya bisa terbang, sehingga bisa terjun dari tempat tinggi tanpa mati

- Keracunan akut, bisa mati mendadak akibat menghisap inhalansia

- Kejang saluran nafas

- Keracunan kronis merusak organ tubuh otak, ginjal, paru-paru, jantung, sunsum tulang

- Kulit bisa mengelupas karena keracunan terpentine (zat mudah menguap)

D. Peran Pemerintah Dalam Mengatasi Narkotika

Peran yang dilakukan oleh pemerintah sangatlah besar dalam mencegah terjadinya penyalahgunaan Narkotika dan sejenisnya. Melalui pengendalian dan pengawasan langsung terhadap jalur peredaran gelap dengan tujuan agar potensi kejahatan tidak berkembang menjadi ancaman faktual. Langkah yang ditempuh antara lain dengan tindakan sebagai berikut :

1. Melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang diduga keras sebagai jalur lalu lintas gelap peredaran Narkotika.

2. Secara rutin melakukan pengawasan di tempat hiburan malam.

3. Bekerja sama dengan pendidik untuk melakukan pengawasan terhadap sekolah yang diduga terjadi penyalahgunaan Narkotika oleh siswanya.

4. Meminta kepada instansi yang mempunyai wewenang izin sebagai penerbit tempat hiburan malam untuk selalu menindak lanjuti surat izin pendirian tempat hiburan malam barangkali akan dijadikan media untuk memperlancar jalur peredaran Narkotika.

E. Akibat Penyalahgunaan Narkotika

Penyalahgunaan Narkotika akan mempengaruhi sifat seseorang dan menimbulkan bermacam-macam bahaya antara lain :

1. Terhadap diri sendiri.

- mampu merubah kepribadiannya

- menimbulkan sifat masa bodoh

- suka berhubungan seks

- tidak segan-segan menyiksa diri

- menjadi seorang pemalas

- semangat belajar menurun


2. Terhadap keluarga

- suka mencuri barang yang ada di rumahnya sendiri

- mencemarkan nama baik keluarga

- melawan kepada orang tua

3. Terhadap masyarakat

- melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat

- melakukan tindak kriminal

- mengganggu ketertiban umum

F. Cegah Narkoba Dengan Pendidikan Agama

Say no to drug! Ini merupakan slogan yang sangat sederhana namun memiliki implikasi yang kompleks terkait dengan harapan yang harus diwujudkan, usaha berikut kebijakannya yang mesti diimplementasikan.

Say no to drug, bukan hanya sebuah jargon, ini adalah tanggung jawab organisasi berbasis keagamaan, pemerintah, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), lembaga hukum, serta tanggung jawab kita bersama untuk meningkatkan dan memberdayakan masyarakat kita menuju kehidupan yang sehat baik dari aspek mental, jasmani, maupun spiritual. Di seluruh dunia banyak program yang didirikan dengan maksud mencegah penyalahgunaan Narkoba, atau untuk mengobati mereka yang terkena narkoba melalui kepercayaan dan praktek-praktek agama tertentu. Pendekatan ini banyak dilakukan di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Di barat, agama tidak begitu menonjol dalam mencegah penyalahgunaan narkoba : namun kita percaya bahwa program-program berbasis keagamaan benar-benar memiliki kepedulian kearah sana.

Sebagai pemimpin agama dan pendidikan, kita menyadari banyak tantangan yang dihadapi generasi muda di negara kita saat ini. Penggunaan obat-obat terlarang termasuk penggunaan alkohol dan produk-produk tertentu. Terus merangkak naik dalam masyarakat terutama para remaja, dan di beberapa tempat, obat-obat terlarang tersebut telah menarik pemuda dalam dunia kejahatan dan kecanduan yang mematikan setiap orang, masyarakat, keluarga dan individu-individu serta penanaman nilai-nilai yang kuat, yang berakar dari kepercayaan agama merupakan faktor perlindungan yang efektif guna mencegah dampak pengguna narkoba sebagai tindakan yang beresiko tinggi.

Penyalahgunaan narkoba menyebabkan peningkatan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome). Kekacauan mental, dan kejahatan yang pada gilirannya merusak sendi-sendi kehidupan sosial. Puluhan bahkan ratusan juta orang telah kecanduan narkoba. Di Indonesia Badan Narkotika Nasional (BNN) menaksir bahwa kira-kira ada 3,2 juta orang yang sudah terjerat ketergantungan Narkotika. Kendati persoalan narkoba muncul, pemerintahan kita memberi harapan bagi setiap orang, keluarga, masyarakat yang terpengaruh oleh penyalahgunaan narkoba serta yang terkait dengan persoalan kesehatan dan sosial. Riset menunjukkan bahwa kaum muda yang terlibat dalam komunitas keagamaan nampaknya tidak begitu rentan terhadap penggunaan Narkoba.

Komunitas keagamaan berada di garda depan dalam merespon kebutuhan pelayanan sosial yang mendesak bagi setiap individu dan masyarakat. Termasuk ketergantungan narkoba, kita memberikan makanan dan pakaian bagi yang membutuhkan, kita memberi naungan bagi tuna wisma. Kita menawarkan pengobatan narkoba, bingkisan dan membantu kelompok-kelompok anggota yang berjuang menjaga agama. Ketika mencegah penggunaan narkoba, kita juga dapat memainkan peranan penting.

Indonesia bukan hanya negara perdagangan narkoba, namun juga produsen dan pasar jaringan global yang sistematik dalam industri ini, oleh karena itu dibutuhkan kerja sama sinergis antara pemerintah, LSM, organisasi sosial, untuk mengatakan tidak pada narkoba guna menyelamatkan generasi masa depan kita. Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi muslim moderat terbesar dengan anggota lebih dari 50 juta orang, menaruh prihatin dan perlu mengambil peran dalam mengatasi persoalan ini.

Pencegahan dan pengobatan akibat penyalahgunaan narkoba merupakan persoalan yang komplek yang masih perlu banyak dipelajari tentang apa yang terbaik dilakukan dan oleh siapa, agama tentunya memiliki peran untuk dimainkan, namun materi ajaran agama yang ada belum mencukupi untuk pencegahan dan pengobatan yang efektif, juga ada rumusan bahwa kegiatan berbasis keagamaan dapat diperbaiki dengan beberapa praktik pencegahan yang baik dalam masyarakat Islam kita. Seperti semua program pencegahan dan pengobatan yang didasarkan pada kebutuhan agama perlu dievaluasi secara hati-hati oleh peneliti yang independen yang menggunakan indikator keberhasilan yang obyektif. Dengan demikian pertukaran pandangan dan pengalaman diantara kita itu penting. Guna memberikan bantuan yang lebih baik bagi mereka yang memiliki persoalan narkoba.

Lembaga-lembaga dibawah naungan NU seperti Muslimat NU, Fatayat NU, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), dan terutama pesantren juga memberikan peranan yang signifikan dalam persoalan ini. Terlebih pesantren memiliki lebih dari 10 ribu jaringan dengan masyarakat sekitarnya. Karena alasan itulah, pesantren bukan hanya kurikulum berbasis keagamaan, namun juga materi-materi yang meningkatkan kesehatan mental, spiritual, dan jasmani. Dalam waktu yang lama, pesantren akan membangun “bela diri” masyarakat untuk mencegah penyalahgunaan narkoba dalam komunitasnya. Lewat kerja sama ini, NU, BNN, Colombo Plan dan Kementrian Negara Amerika Serikat, akan meningkatkan dan menindak lanjuti kerja sama yang lebih baik terkait persoalan ini.

Mengambil bagian sebagai peserta dalam konferensi internasional ini, ulama, para sarjana muslim, para dokter, universitas dan instansi terkait supaya dapat mencari strategi dan solusi yang riil rencana kegiatan untuk menyelamatkan generasi muda dari narkoba.

Akhirnya, sekali lagi say no to drug dan mari kita tingkatkan pengetahuan kita tentang narkoba.

G. Ciri-Ciri Bagi Pengguna Narkotika

Pada pengguna Narkotika yang berlebihan dapat menimbulkan keracunan atau efek sebagai berikut :

1. Efek yang ditimbulkan opium bagi penggunanya :

a. muntah dan mual

b. sakit kepala

2. Efek yang ditimbulkan kokain bagi penggunanya :

a. nafsu makan hilang

b. denyut jantung dan tekanan darah meningkat

3. Efek yang ditimbulkannya heroin bagi penggunanya :

a. reaksi panik

b. gelisah

4. Efek yang ditimbulkannya putau bagi penggunanya :

a. emosi lepas kontrol

b. gangguan pergerakan

5. Efek yang ditimbulkannya cannabis sativa bagi penggunanya :

a. menyebabkan khayalan

b. tingkah lakunya tidak terkontrol

c. melawan kepada orang tua

d. mencemarkan nama baik keluarga

H. Kendala

1. Kurangnya kerja sama antara aparat dengan masyarakat dalam mengungkap sindikat Narkotika .

2. Modus yang dijalankan pengedar Narkotika makin bervariasi dan terorganisir sehingga aparat mengalami hambatan dalam pengungkapannya.

3. Ketidaktegasan sanksi yang diberikan pemerintah kepada pelaku penyalahgunaan Narkotika

4. Ketidaktahuan masyarakat tentang bahaya mengkonsumsi Narkotika jika mereka sudah mengerti tentang bahaya mengkonsumsinya mengapa mereka masih juga memakainya.

5. Banyak berdiri tempat-tempat hiburan malam ilegal yang diduga menjadi peredaran gelap Narkotika.

6. Peredaran narkoba masih sulit diberantas karena produk hukum yang ada kurang bisa menjerat bandar-bandar narkoba.

7. Kampanye untuk menunjukkan bahaya penggunaan narkoba masih kurang bisa menggapai ke seluruh pelosok nusantara karena kurangnya dana.

I. Solusi

1. Mengadakan pendidikan secara mendalam pada setiap kasus Narkotika apa yang melatarbelakanginya.

2. Menutup/menyegel tempat hiburan malam yang telah diduga menjadi sarang peredaran narkoba

3. Menindak tegas setiap pelaku penyalahgunaan Narkotika dengan hukuman yang berat agar mereka jera.

4. Pemerintah harus memperhatikan betul aparat-aparat penegak hukum seperti polisi, jaksa, hakim dan lain-lain agar tidak mempermainkan kasus narkoba dengan memberi hukuman yang ringan pada bandar-bandar narkoba yang tertangkap.

5. Dana yang dialokasikan untuk kampanye penanggulangan narkoba agar diperbesar baik dari APBN maupun APBD.

BAB III

PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

A. Penyajian Data

Menurut laporan yang dicetak oleh kompas cyber media pada tanggal 5 Februari 2001, dari 2 juta pecandu narkoba dan obat-obatan berbahaya (narkoba) 90% adalah generasi muda, termasuk 25.000 mahasiswa. Karena itu, narkoba menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup bangsa akhir-akhir ini. Alwi nurdin, Kepala Kanwil Depdiknas DKI dikatakan sebanyak 1,105 siswa di 166 SMU Yogyakarta selama tahun 1999/2000 terlibat tindak penyalahgunaan Narkotika dan obat-obatan narkoba. Sedangkan 700 siswa sisanya ditindak dengan pembinaan agar jera, dan tidak mempengaruhi teman lain yang belum terkena sebagai pengguna Narkotika tersebar di Jakarta utara sebanyak 248 orang dari 26 SMU. Jakarta pusat 109 orang di 12 SMU. Jakarta barat 167 orang dari 32 SMU, Jakarta timur 305 orang dari 43 SMU, dari Jakarta selatan 186 orang dari 40 SMU. (http://www.google.com)

B. Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil perolehan data pada penyajian data diatas dapat disimpulkan bahwa yang banyak menggunakan penyalahgunaan Narkoba
adalah :

1. Golongan Mahasiswa (90%)

Di masa remaja seseorang pasti mempunyai sifat selalu ingin tahu segala sesuatu dan ingin mencoba sesuatu yang belum tahu. Kurang diketahui dampak negatifnya. Bentuk rasa ingin tahu dan ingin mencoba itu misalnya dengan mengenal narkoba.

Sedangkan 700 siswa sisanya di tindak dengan pembinaan agar jera, biar tidak mempengaruhi teman lainnya yang belum terkena sebagai pengguna narkoba. Lemahnya mental seseorang akan mudah untuk dipengaruhi perbuatannya dan tindakan atau hal-hal yang negatif, oleh teman/lingkungan sekitar, sehingga semua pengaruh negatif ini pada akhirnya menjurus pada aktifitas penyalahgunaan dan tidak dapat lagi mengimbangi perilaku dalam lingkungan.

Disamping itu ada beberapa faktor lain yang tidak sedikit dapat mempengaruhi penyalahgunaan narkoba antara lain :

a. Adanya kesempatan, sarana dan prasarana untuk memperoleh narkoba.

b. Kurangnya perhatian dari orang tua (dari kalangan keluarga yang broken home).

c. Akibat perubahan tingkah laku selama masa puber.

d. Pribadi yang lemah (orang yang tidak dapat menghadapi realita hidup).

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwa Narkotika adalah obat terlarang sehingga siapapun yang mengkonsumsi atau menjualnya akan dikenakan sanksi yang terdapat pada UU No.07 Tahun 1997 tentang Narkotika. Dilarang keras untuk mengkonsumsi dan menjualnya selain itu di dalam UU RI No.27 Tahun 1997 tentang Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan.

B. Saran

Harapan kami agar di negara kita terutama masyarakat umum menyadari akan bahaya memakai atau mengkonsumsi Narkotika. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda seharusnya lebih berhati-hati dalam memilih teman bergaul, sebab jika kita salah pilih teman lebih-lebih yang sudah kita tahu telah menjadi pecandu hendaknya kita berfikir lebih dulu untuk bersahabat dengan mereka.
DAFTAR PUSTAKA

· Abimayu, Soli dan M. Thayeb Manrihu. 1984. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah. Jakarta : CV. Rajawali.

· Budianto. 1989. Narkoba dan Pengaruhnya, Ganeca Exact : Bandung.

· H.M. Rozy SE, MSc. Cegah Narkoba Dengan Pendidikan Agama.

Kenakalan Remaja, Faktor Penyebab dan Tips Menghadapinya


Kenakalan Remaja, Faktor Penyebab dan Tips Menghadapinya

 

Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang. Dan saya pun pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri ketika sebuah anak kelas satu SMA di kompelks saya, ditangkap/diciduk POLISI akibat menjadi seorang bandar gele, atau yang lebih kita kenal dengan ganja.
Hal ini semua bisa terjadi karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja berikut:
1.      kurangnya kasih sayang orang tua.
2.      kurangnya pengawasan dari orang tua.
3.      pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
4.      peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.
5.      tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.
6.      dasar-dasar agama yang kurang
7.      tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
8.      kebasan yang berlebihan
9.      masalah yang dipendam

Beberapa tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja, yaitu:
1.      Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
2.      Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
3.      Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
4.      Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
5.      Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
6.      -Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
7.      Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
8.      Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.


HAL – HAL YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA KENAKALAN REMAJA
Kenakalan remaja dapat ditimbulkan oleh beberapa hal, sebagian di antaranya adalah:
1.      PENGARUH KAWAN SEPERMAINAN
Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan adalah merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Apalagi mereka dapat memiliki teman dari kalangan terbatas. Misalnya, anak orang yang paling kaya di kota itu, anak pejabat pemerintah setempat bahkan mungkin pusat atau pun anak orang terpandang lainnya. Di jaman sekarang, pengaruh kawan bermain ini bukan hanya membanggakan si remaja saja tetapi bahkan juga pada orangtuanya. Orangtua juga senang dan bangga kalau anaknya mempunyai teman bergaul dari kalangan tertentu tersebut. Padahal, kebanggaan ini adalah semu sifatnya. Malah kalau tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecewaan nantinya. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup yang tertentu pula. Apabila si anak akan berusaha mengikuti tetapi tidak mempunyai modal ataupun orangtua tidak mampu memenuhinya maka anak akan menjadi frustrasi. Apabila timbul frustrasi, maka remaja kemudian akan melarikan rasa kekecewaannya itu pada narkotik, obat terlarang, dan lain sebagainya.Pengaruh kawan ini memang cukup besar. Dalam Mangala Sutta, Sang Buddha bersabda: “Tak bergaul dengan orang tak bijaksana, bergaul dengan mereka yang bijaksana, itulah Berkah Utama”. Pengaruh kawan sering diumpamakan sebagai segumpal daging busuk apabila dibungkus dengan selembar daun maka daun itupun akan berbau busuk. Sedangkan bila sebatang kayu cendana dibungkus dengan selembar kertas, kertas itu pun akan wangi baunya. Perumpamaan ini menunjukkan sedemikian besarnya pengaruh pergaulan dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang ketika remaja, khususnya. Oleh karena itu, orangtua para remaja hendaknya berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan kesempatan anaknya bergaul. Jangan biarkan anak bergaul dengan kawan-kawan yang tidak benar. Memiliki teman bergaul yang tidak sesuai, anak di kemudian hari akan banyak menimbulkan masalah bagi orangtuanya.
Untuk menghindari masalah yang akan timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orangtua hendaknya juga memberikan kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan pemaksaan maupun mengada-ada. Berilah pengertian yang jelas dahulu, sekaligus berilah teladan pula. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu anak ‘kluyuran’ tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari. Mereka dididik untuk mandiri. Selain itu, berilah pengarahan kepada mereka tentang batasan teman yang baik.
2.      PENDIDIKAN
Memberikan pendidikan yang sesuai adalah merupakan salah satu tugas orangtua kepada anak seperti yang telah diterangkan oleh Sang Buddha dalam Digha Nikaya III, 188. Agar anak dapat memperoleh pendidikan yang sesuai, pilihkanlah sekolah yang bermutu. Selain itu, perlu dipikirkan pula latar belakang agama pengelola sekolah. Hal ini penting untuk menjaga agar pendidikan Agama Buddha yang telah diperoleh anak di rumah tidak kacau dengan agama yang diajarkan di sekolah. Berilah pengertian yang benar tentang adanya beberapa agama di dunia. Berilah pengertian yang baik dan bebas dari kebencian tentang alasan orangtua memilih agama Buddha serta alasan seorang anak harus mengikuti agama orangtua, Agama Buddha.Ketika anak telah berusia 17 tahun atau 18 tahun yang merupakan akhir masa remaja, anak mulai akan memilih perguruan tinggi. Orangtua hendaknya membantu memberikan pengarahan agar masa depan si anak berbahagia. Arahkanlah agar anak memilih jurusan sesuai dengan kesenangan dan bakat anak, bukan semata-mata karena kesenangan orang tua. Masih sering terjadi dalam masyarakat, orangtua yang memaksakan kehendaknya agar di masa depan anaknya memilih profesi tertentu yang sesuai dengan keinginan orangtua. Pemaksaan ini tidak jarang justru akan berakhir dengan kekecewaan. Sebab, meski memang ada sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak orangtuanya tersebut, tetapi tidak sedikit pula yang kurang berhasil dan kemudian menjadi kecewa, frustrasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi bersama dengan kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah satu pengguna obat-obat terlarang.
Anak pasti juga mempunyai hobi tertentu. Seperti yang telah disinggung di atas, biarkanlah anak memilih jurusan sekolah yang sesuai dengan kesenangan ataupun bakat dan hobi si anak. Tetapi bila anak tersebut tidak ingin bersekolah yang sesuai dengan hobinya, maka berilah pengertian kepadanya bahwa tugas utamanya adalah bersekolah sesuai dengan pilihannya, sedangkan hobi adalah kegiatan sampingan yang boleh dilakukan bila tugas utama telah selesai dikerjakan.
3.      PENGGUNAAN WAKTU LUANG
Kegiatan di masa remaja sering hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha menyelesaikan urusan di rumah, selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, pada si remaja akan timbul gagasan untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan. Apabila si remaja melakukan kegiatan yang positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Namun, jika ia melakukan kegiatan yang negatif maka lingkungan dapat terganggu. Seringkali perbuatan negatif ini hanya terdorong rasa iseng saja. Tindakan iseng ini selain untuk mengisi waktu juga tidak jarang dipergunakan para remaja untuk menarik perhatian lingkungannya. Perhatian yang diharapkan dapat berasal dari orangtuanya maupun kawan sepermainannya. Celakanya, kawan sebaya sering menganggap iseng berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan yang sangat membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu dimalam hari, mencuri, merusak, minum minuman keras, obat bius, dan sebagainya.Munculnya kegiatan iseng tersebut selain atas inisiatif si remaja sendiri, sering pula karena dorongan teman sepergaulan yang kurang sesuai. Sebab dalam masyarakat, pada umunya apabila seseorang tidak mengikuti gaya hidup anggota kelompoknya maka ia akan dijauhi oleh lingkungannya. Tindakan pengasingan ini jelas tidak mengenakkan hati si remaja, akhirnya mereka terpaksa mengikuti tindakan kawan-kawannya. Akhirnya ia terjerumus. Tersesat.
Oleh karena itu, orangtua hendaknya memberikan pengarahan yang berdasarkan cinta kasih bahwa sikap iseng negatif seperti itu akan merugikan dirinya sendiri, orangtua, maupun lingkungannya. Dalam memberikan pengarahan, orangtua hendaknya hanya membatasi keisengan mereka. Jangan terlalu ikut campur dengan urusan remaja. Ada kemungkinan, keisengan remaja adalah semacam ‘refreshing’ atas kejenuhannya dengan urusan tugas-tugas sekolah. Dan apabila anak senang berkelahi, orangtua dapat memberikan penyaluran dengan mengikutkannya pada satu kelompok olahraga beladiri.
Mengisi waktu luang selain diserahkan kepada kebijaksanaan remaja, ada baiknya pula orangtua ikut memikirkannya pula. Orangtua hendaknya jangan hanya tersita oleh kesibukan sehari-hari. Orangtua hendaknya tidak hanya memenuhi kebutuhan materi remaja saja. Orangtua hendaknya juga memperhatikan perkembangan batinnya. Remaja, selain membutuhkan materi, sebenarnya juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Oleh karena itu, waktu luang yang dimiliki remaja dapat diisi dengan kegiatan keluarga sekaligus sebagai sarana rekreasi. Kegiatan keluarga ini hendaknya dapat diikuti oleh seluruh anggota keluarga. Kegiatan keluarga dapat berupa pembacaan Paritta bersama di Cetiya dalam rumah ataupun melakukan berbagai bentuk permainan bersama, misalnya scrabble, monopoli, dan lain sebagainya. Kegiatan keluarga dapat pula berupa tukar pikiran dan berbicara dari hati ke hati. Misalnya, dengan makan malam bersama atau duduk santai di ruang keluarga. Pada hari Minggu seluruh anggota keluarga dapat diajak kebaktian di Vihãra setempat. Mengikuti kebaktian, selain memperbaiki pola pikir agar lebih positif sesuai dengan Buddha Dhamma juga dapat menjadi sarana rekreasi. Hal ini dapat terjadi karena di Vihãra kita dapat berjumpa dengan banyak teman dan juga dapat berdiskusi Dhamma dengan para Bhikkhu maupun pandita yang dijumpai. Selain itu, dihari libur, seluruh anggota keluarga dapat bersama-sama pergi berenang, jalan-jalan ke taman ria atau mal, dan lain sebagainya.
4.      UANG SAKU
Orangtua hendaknya memberikan teladan untuk menanamkan pengertian bahwa uang hanya dapat diperoleh dengan kerja dan keringat. Remaja hendaknya dididik agar dapat menghargai nilai uang. Mereka dilatih agar mempunyai sifat tidak suka memboroskan uang tetapi juga tidak terlalu kikir. Anak diajarkan hidup dengan bijaksana dalam mempergunakan uang dengan selalu menggunakan prinsip hidup ‘Jalan tengah’ seperti yang diajarkan oleh Sang Buddha.Ajarkan pula anak untuk mempunyai kebiasaan menabung sebagian dari uang sakunya. Menabung bukanlah pengembangan watak kikir, melainkan sebagai bentuk menghargai uang yang didapat dengan kerja dan semangat.
Pemberian uang saku kepada remaja memang tidak dapat dihindarkan. Namun, sebaiknya uang saku diberikan dengan dasar kebijaksanaan. Jangan berlebihan. Uang saku yang diberikan dengan tidak bijaksana akan dapat menimbulkan masalah. Yaitu:
-Anak menjadi boros
-Anak tidak menghargai uang, dan
-Anak malas belajar, sebab mereka pikir tanpa kepandaian pun uang gampang.

5.      PERILAKU SEKSUAL
Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan. Menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat.
Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orangtua dengan anak. Misalnya, ketika orangtua tidak setuju dengan pacar pilihan si anak. Ketidaksetujuan ini hendaknya diutarakan dengan bijaksana. Jangan hanya dengan kekerasan dan kekuasaan. Berilah pengertian sebaik-baiknya. Bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang paling penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Orangtua hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut menyampaikan masalahnya kepada orangtua.
Dalam menghadapi masalah pergaulan bebas antar jenis di masa kini, orangtua hendaknya memberikan bimbingan pendidikan seksual secara terbuka, sabar, dan bijaksana kepada para remaja. Remaja hendaknya diberi pengarahan tentang kematangan seksual serta segala akibat baik dan buruk dari adanya kematangan seksual. Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan bimbingan serta pelaksanaan latihan kemoralan yang sesuai dengan Buddha Dhamma. Sang Buddha telah memberikan pedoman untuk bergaul yang tentunya juga sesuai untuk pegangan hidup para remaja. Mereka hendaknya dididik selalu ingat dan melaksanakan Pancasila Buddhis. Pancasila Buddhis atau lima latihan kemoralan ini adalah latihan untuk menghindari pembunuhan, pencurian, pelanggaran kesusilaan, kebohongan, dan mabuk-mabukan. Dengan memiliki latihan kemoralan yang kuat, remaja akan lebih mudah menentukan sikap dalam bergaul. Mereka akan mempunyai pedoman yang jelas tentang perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan yang tidak boleh dikerjakan. Dengan demikian, mereka akan menghindari perbuatan yang tidak boleh dilakukan dan melaksanakan perbuatan yang harus dilakukan.

Kamis, 09 Februari 2012

makna kemerdekaan republik Indonesia

Makna Kemerdekaan Republik Indonesia
Kemerdekaan telah diproklamirkan. Dunia sudah tahu bahwa bangsa Indonesia telah menjadi bangsa berdaulat, menjadi bangsa yang Merdeka, bebas lepas dari penjajah. Tapi apakah kita telah merdeka dengan kemerdekaan yang sesungguhnya? Kalau kita berkaca kepada pristiwa Nabi dan Sahabatnya tadi, bahwa kita lepas dan merdeka dari bentuk penjajahan yang kecil dan pasti akan menghadapi bentuk penjajahan yang lebih besar. Yaitu penjajahan oleh hawa nafsu. Penjahan oleh hawa nafsu yang ada di dalam diri kita adalah bentuk penjajah yang jauh lebih berat. Diperlukan kekuatan batin untuk melawannya. Hawa nafsu adalah keinginan hewani manusia. Ingin harta, ingin wanita, ingin kendaraan, ingin hiburan, ingin tahta dan kekuasaan dan bentuk-bentuk ingin yang lain. Semua adalah hawa nafsu yang wajib kita kendalikan. Jangan sampai dibiarkan membelenggu kita sebagai bangsa Indonesia. Masih banyak kita temukan di antara kita masih menghalalkan segala bentuk cara untuk untuk mendapatkan dan memenuhi keinginan keinginan-keinginan tersebut. Adanya korupsi, sogok menyogok, bentuk-bentuk kejahatan, dan lain-lain menunjukkan bahwa kemerdekaan yang sesungguhnya belum kita dapatkan. Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kebebasan dari belenggu penjajahan hawa nafsu dalam diri kita. Nafsu wajib kita kendalikan. Bukan kita yang dikendalikan hawa nafsu.
Kini Enam puluh enam tahun Indonesia merdeka. Hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2011 diperingati dalam suasana masyarakat muslim Indonesia menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Mungkin sulit bagi kita menemukan berbagai perlombaan yang setiap tahun diperlombakan di kampung, di desa dan di kota-kota. Sulit pula bagi kita menyaksikan perlombaan panjat pohon pinang dengan berbagai hadiah yang menggiurkan.
Kita memerlukan suasana riuh-rendah, tepuk sorak-sorai kemeriahan di setiap peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Kali ini, suasana keheningan, kekhusukan bulan suci Ramadhan yang sangat spritual bagi umat Islam dalam peringatan kemerdekaan negara Indonesia, mudah-mudahan mampu memberi makna yang lebih mendalam bagaimana mencintai bangsa, ”Cinta Indonesia” yang sesungguhnya.
Masing-masing warga bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri-sendiri bagaimana mencintai bangsanya, ”Cinta Indonesia”. Bagi warga bangsa Indonesia, nasionalisme ditempatkan di dalam hati nurani masing-masing. Lantas, apakah nasionalisme bangsa Indonesia di era globalisasi akan tergerus oleh semakin banyak munculnya manusia kosmopolitan yang merasa bahwa seluruh dunia ini tanah airnya.
Tidak cukup banyak indikasi yang mendukung sinyalemen berakhirnya negara-bangsa, Keterikatan pada kampung halaman, atau pada tanah air, menurut Safroedin Bahar, merupakan suatu kebutuhan rohaniah. Meskipun demikian, banyak pula warga bangsa Indonesia membayangkan Indonesia dan memperbandingkan kemajuan sosial, budaya, ekonomi, politik, demokrasi negara maju di Eropa dan terutama Amerika Serikat menjadi cita-cita suatu capaian kemajuan di Indonesia.
Kemajuan demokrasi di Indonesia layak disyukuri oleh setiap warga bangsa Indonesia. kita telah berhasil membangun budaya demokrasi yang baik, melalui suatu pemilihan yang bebas dan pemberian suara yang rahasia sebagai perlambang demokrasi. Akan tetapi, demokrasi bagi Nurcholish Madjid, tidak ’bersemayam’ dalam pemilu-pemilu. Jika demokrasi –sebagaimana dipahami di negeri maju—harus punya ’rumah’, maka rumahnya adalah ”masyarakat madani”
Boleh saja kita menerima hal-hal yang baik, modern dan maju dari pemerintahan yang demokratis seperti negara Amerika Serikat, akan tetapi jangan bandingkan Indonesia yang baru merdeka enam puluh lima tahun dengan Amerika Serikat yang merdeka telah dua ratus tahun lebih lamanya. Jangan bandingkan Amerika Serikat yang memiliki Presiden sudah 44 orang banyaknya dengan Presiden Indonesia yang enam orang jumlahnya.
Setiap warga bangsa Indonesia tidak menghendaki enam puluh lima tahun Indonesia merdeka seperti situasi sosial, politik dan ekonomi Amerika Serikat ketika mencapai enam puluh lima tahun kemerdekaannya. Warga bangsa Indonesia mempunyai demokrasi sendiri dalam menata dan memperjuangkan cita-cita kemerdekaan 17 Agustus 1945. Suatu cita-cita dan tujuan kemerdekaan Indonesia yang dibentuk melalui suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Kedalaman keheningan khusuk Ramadhan dalam peringatan enam puluh lima tahun Indonesia merdeka kali ini, kita pantas merenungi makna kemenangan menurut Muhammad Natsir bahwa, “Kemenangan perjuangan pada hakikatnya tidak semata-mata karena tempat yang diduduki cukup banyak, atau kekuasaan ada di tangan. Tetapi hakikat kemenagan ialah apabila semua itu dipergunakan untuk menolong dhu’afa –dari nasibnya yang malang. Keluh mereka dapat terbujuk, air mata disapu dari muka, tangan yang menadah mengadukan nasib kepada Tuhan disambut dengan bimbingan: bila semua ini berganti dengan wajah baru sampai si lemah terlepas dari penderitaannya, di sinilah baru kita merasakan kemengan baru kita peroleh.”
Enam puluh lima tahun Indonesia merdeka, setiap kita, warga bangsa Indonesia, negara dan pemerintah Republik Indonesia memiliki tanggung jawab bersama: Membangun Kebudayaan (Jati Diri) Bangsa Indonesia (MKBI), Membangun Kedaulatan Bangsa Indonesia (MKBI) dan Membangun Kesejahteraan Bangsa Indonesia (MKBI), atau mewujudkan ”Tiga Kewajiban Kekuasaan Tertinggi” (TRI DARMA WISESA). Ini sesungguhnya makna kemerdekaan sebenarnya, sebagai kecintaan terhadap bangsa Indonesia, ”Cinta Indonesia”.

makalah hubungan olahraga dengan narkoba

KEBUDAYAAN AMERIKA A. BUDAYA AMERIKA • Music Country adalah musik tradisional yang memiliki tradisi yang Panjang dalam sejarah musik Amerika, sekitar tahun1930-an Ketika musik country pertama mencetak sejarah sebagai musik populer di tahun 1930-an, music jenis ini dikenal sebagai musik “honky tonk”. Genre ini biasanya diidentifikasi dengan menggunakan gitar dan drum yang begitu populer di kalangan para penikmatnya. Meskipun Ernest Tubb dan Hank Williams adalah bintang terbesar pada saat itu, Al Dexter lah yang menciptakan istilah “honky tonk” dan digunakan dalam salah satu lagunya. Hingga perkembangannya di tahun 1940-an, country mengambil gaya baru yang selalu diidentikkan sebagai musik barat. Gene Autry dan Roy Rogers membuat gaya yang populer dengan lagu yang bercerita tentang suka duka hidup sebagai koboi. Sebagian besar lagu-lagu tersebut menggunakan beberapa jenis alat musik tiup, seperti suling. • Hip-hop adalah sebuah gerakan kebudayaan yang mulai tumbuh sekitar tahun 1970’an yang dikembangkan oleh masyarakat Afro-Amerika dan Latin-Amerika. Hip Hop merupakan perpaduan yang sangat dinamis antara elemen-elemen yang terdiri dari MCing (lebih dikenal rapping), DJing, Breakdance, dan Graffiti. Belakangan ini elemen Hip Hop juga diwarnai oleh beatboxing, fashion, bahasa slang, dan gaya hidup lainnya. Awalnya pertumbuhan Hip Hop dimulai dari The Bronx di kota New York dan terus berkembang dengan pesat hingga keseluruh dunia. Hip hop pertama kali diperkenalkan oleh seorang Afro-Amerika, Grandmaster Flash dan The Furious Five. Awalnya musik Hip Hop hanya diisi dengan musik dari Disk Jockeydengan membuat fariasi dari putaran disk hingga menghasilkan bunyi-bunyi yang unik. "Rapping" kemudian hadir untuk mengisi vokal dari bunyi-bunyi tersebut. Sedangkan untuk koreografinya, musik tersebut kemudian diisi dengan tarian patah-patah yang dikenal dengan breakdance. Pada perkembangannya Hip Hop juga dianggap sebagai bagian dari seni dan untuk mengekspresikan seni visual muncullah Graffiti sebagai bagaian dari budaya Hip Hop. • HARI THANKSGIVING (Hari Syukuran) Kamis Keempat bulan November Sebuah hari yang disediakan untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan atas semua rahmat dan karunia-Nya sepanjang tahun. Hari Thanksgiving di Amerika kemungkinan berasal dari perayaan panen di Inggris. Hari Thanksgiving yang pertama di Amerika sepenuhnya berifat keagamaan dan tidak dipestakan. Pada tanggal 4 December 1619, 38 orang pendatang dari Inggris sampai di Pertanian Berkeley, di Sungai James, di daerah yang sekarang disebut Charles City, Virginia. Mereka sampai ke sebuah daerah yang belum dihuni oleh orang Eropa lainnya. Penduduk yang hidup di sana adalah penduduk asli Amerika, yang oleh sebagian besar orang Amerika disebut orang Indian Amerika. Kelompok itu kemudian memutuskan bahwa hari kedatangan mereka diperingati setiap tahunnya sebagai hari untuk bersyukur kepada Tuhan. B. MAKANAN KHAS AMERIKA • Hamburger (atau seringkali disebut dengan burger) adalah sejenis makanan berupa roti berbentuk bundar yang diiris dua dan ditengahnya diisi dengan patty yang biasanya diambil dari daging, kemudian sayur-sayuran berupa selada, tomat dan bawang bombay. Sebagai sausnya, burger diberi berbagai jenis saus seperti mayones, saus tomat dan sambal serta mustard. Beberapa varian burger juga dilengkapi dengan keju, asinan, serta bahan pelengkap lain seperti sosis dan Ham. • Hot dog (frankfurter, frank, wiener, weenie) adalah suatu jenis sosis yang dimasak atau diasapi dan memiliki tekstur yang lebih halus serta rasa yang lebih lembut dan basah dari pada kebanyakan sosis. Hot dog sering dimakan dengan tangan (fingerfood), terutama di Amerika Serikat, dan biasanya dimakan bersama roti lunak (bun) yang berbentuk sama dengan sosis, kadang disertai bumbu dan topping Sosis panas berbalut roti yang populer disebut hot dog itu diperkenalkan pertama kali oleh Harry Stevens pada tahun 1906, dalam acara pertandingan bisbol di New York City. Sebenarnya, hot dog telah mulai dibuat di Amerika semenjak tahun 1860-an, dan orang-orang di sana menyebut makanan itu “dachshund sausages”. Makanan itu berisi sausages di antara bun, roti lunak dengan rasa spesial. Sedangkan dachshund adalah sebutan untuk anjing Jerman yang bertubuh panjang dan berkaki pendek. • Gumbo adalah sejenis sup atau rebusan yang berasal dari Louisiana. Makanan ini dapat ditemukan ini sepanjang pantai teluk Amerika Serikat sampai ke Amerika Serikat bagian Selatan. Makanan ini terdiri dari kuah, daging/kerang, pengental, dan sayur-sayuran holy trinityyaitu seledri, paprika dan bawang. Sup ini biasanya disajikan dengan nasi. C. CUACA DI AMERIKA • Musim Gugur :di Amerika terjadi antara bulan Agustus hingga Oktober. Ciri-ciri terjadinya musim Gugur ialah : Tumbuhan yang biasa berubah menjadi layu dan mulai rontok. Hawa di musim gugur 60% dingin dan 40 % panas. Hewan yang ada di musim itu memulai persiapan untuk kembali ke sarangnya. Dan terkadang dalam musim gugur terjadi cuaca yang seakan akan gelap dan suasan warna di musim itu sedikit berwarna orange. Musim gugur adalah salah satu dari empat musim di daerah beriklim sedang, masa peralihan dari musim panas ke musim dingin. • Di Amerika terjadi antara bulan Februari hingga April. Ciri-ciri terjadi musim Semi ialah : Tumbuhan yang rontok akibat salju berubah menjadi indah. Hawa di musim semi 60% panas dan 40 % dingin. Hewan yang ada di musim itu sering bermunculan dari sarangnya dan melakukan aktivitasnya. Dan sering juga mengalami cuaca hujan. Musim semi adalah satu dari empat musim di daerah nontropis, peralihan dari musim dingin ke musim panas. • Musim Panas : di Amerika terjadi antara bulan Mei hingga Juli. Ciri-ciri terjadinya musim Panas ialah : Tumbuhan yang indah berubah menjadi tumbuhan biasa. Hawa di musim panas 80% panas dan 20 % dingin. Hewan yang ada di musim itu melakukan aktivitasnya. Dan terkadang akan terjadinya badai angin yang kencang dan juga hujan yang adda di musim tersebut.Musim panas adalah salah satu musim di negara berhawa sedang. Tergantung letak sebuah negara, musim panas dapat terjadi pada waktu yang berbeda-beda. • Musim Dingin : di Amerika terjadi antara bulan November hingga Januari. Ciri-ciri terjadinya musim dingin ialah : Tumbuhan yang biasanya sudah mulai rontok dan gundul sekarang sudah mulai menjadi ditimbuni salju-salju. Hawa di musim dingin 80% dingin dan 20 % panas. Hewan yang ada di musim itu tertidur di sarangnya atau melakukan aktivitasnya di dalam sarang. Dan seringnya di musim tersebut sering terjadi hujan salju dan terkadang terjadi badai salju.

kebudayaan amerika

KEBUDAYAAN AMERIKA A. BUDAYA AMERIKA • Music Country adalah musik tradisional yang memiliki tradisi yang Panjang dalam sejarah musik Amerika, sekitar tahun1930-an Ketika musik country pertama mencetak sejarah sebagai musik populer di tahun 1930-an, music jenis ini dikenal sebagai musik “honky tonk”. Genre ini biasanya diidentifikasi dengan menggunakan gitar dan drum yang begitu populer di kalangan para penikmatnya. Meskipun Ernest Tubb dan Hank Williams adalah bintang terbesar pada saat itu, Al Dexter lah yang menciptakan istilah “honky tonk” dan digunakan dalam salah satu lagunya. Hingga perkembangannya di tahun 1940-an, country mengambil gaya baru yang selalu diidentikkan sebagai musik barat. Gene Autry dan Roy Rogers membuat gaya yang populer dengan lagu yang bercerita tentang suka duka hidup sebagai koboi. Sebagian besar lagu-lagu tersebut menggunakan beberapa jenis alat musik tiup, seperti suling. • Hip-hop adalah sebuah gerakan kebudayaan yang mulai tumbuh sekitar tahun 1970’an yang dikembangkan oleh masyarakat Afro-Amerika dan Latin-Amerika. Hip Hop merupakan perpaduan yang sangat dinamis antara elemen-elemen yang terdiri dari MCing (lebih dikenal rapping), DJing, Breakdance, dan Graffiti. Belakangan ini elemen Hip Hop juga diwarnai oleh beatboxing, fashion, bahasa slang, dan gaya hidup lainnya. Awalnya pertumbuhan Hip Hop dimulai dari The Bronx di kota New York dan terus berkembang dengan pesat hingga keseluruh dunia. Hip hop pertama kali diperkenalkan oleh seorang Afro-Amerika, Grandmaster Flash dan The Furious Five. Awalnya musik Hip Hop hanya diisi dengan musik dari Disk Jockeydengan membuat fariasi dari putaran disk hingga menghasilkan bunyi-bunyi yang unik. "Rapping" kemudian hadir untuk mengisi vokal dari bunyi-bunyi tersebut. Sedangkan untuk koreografinya, musik tersebut kemudian diisi dengan tarian patah-patah yang dikenal dengan breakdance. Pada perkembangannya Hip Hop juga dianggap sebagai bagian dari seni dan untuk mengekspresikan seni visual muncullah Graffiti sebagai bagaian dari budaya Hip Hop. • HARI THANKSGIVING (Hari Syukuran) Kamis Keempat bulan November Sebuah hari yang disediakan untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan atas semua rahmat dan karunia-Nya sepanjang tahun. Hari Thanksgiving di Amerika kemungkinan berasal dari perayaan panen di Inggris. Hari Thanksgiving yang pertama di Amerika sepenuhnya berifat keagamaan dan tidak dipestakan. Pada tanggal 4 December 1619, 38 orang pendatang dari Inggris sampai di Pertanian Berkeley, di Sungai James, di daerah yang sekarang disebut Charles City, Virginia. Mereka sampai ke sebuah daerah yang belum dihuni oleh orang Eropa lainnya. Penduduk yang hidup di sana adalah penduduk asli Amerika, yang oleh sebagian besar orang Amerika disebut orang Indian Amerika. Kelompok itu kemudian memutuskan bahwa hari kedatangan mereka diperingati setiap tahunnya sebagai hari untuk bersyukur kepada Tuhan. B. MAKANAN KHAS AMERIKA • Hamburger (atau seringkali disebut dengan burger) adalah sejenis makanan berupa roti berbentuk bundar yang diiris dua dan ditengahnya diisi dengan patty yang biasanya diambil dari daging, kemudian sayur-sayuran berupa selada, tomat dan bawang bombay. Sebagai sausnya, burger diberi berbagai jenis saus seperti mayones, saus tomat dan sambal serta mustard. Beberapa varian burger juga dilengkapi dengan keju, asinan, serta bahan pelengkap lain seperti sosis dan Ham. • Hot dog (frankfurter, frank, wiener, weenie) adalah suatu jenis sosis yang dimasak atau diasapi dan memiliki tekstur yang lebih halus serta rasa yang lebih lembut dan basah dari pada kebanyakan sosis. Hot dog sering dimakan dengan tangan (fingerfood), terutama di Amerika Serikat, dan biasanya dimakan bersama roti lunak (bun) yang berbentuk sama dengan sosis, kadang disertai bumbu dan topping Sosis panas berbalut roti yang populer disebut hot dog itu diperkenalkan pertama kali oleh Harry Stevens pada tahun 1906, dalam acara pertandingan bisbol di New York City. Sebenarnya, hot dog telah mulai dibuat di Amerika semenjak tahun 1860-an, dan orang-orang di sana menyebut makanan itu “dachshund sausages”. Makanan itu berisi sausages di antara bun, roti lunak dengan rasa spesial. Sedangkan dachshund adalah sebutan untuk anjing Jerman yang bertubuh panjang dan berkaki pendek. • Gumbo adalah sejenis sup atau rebusan yang berasal dari Louisiana. Makanan ini dapat ditemukan ini sepanjang pantai teluk Amerika Serikat sampai ke Amerika Serikat bagian Selatan. Makanan ini terdiri dari kuah, daging/kerang, pengental, dan sayur-sayuran holy trinityyaitu seledri, paprika dan bawang. Sup ini biasanya disajikan dengan nasi. C. CUACA DI AMERIKA • Musim Gugur :di Amerika terjadi antara bulan Agustus hingga Oktober. Ciri-ciri terjadinya musim Gugur ialah : Tumbuhan yang biasa berubah menjadi layu dan mulai rontok. Hawa di musim gugur 60% dingin dan 40 % panas. Hewan yang ada di musim itu memulai persiapan untuk kembali ke sarangnya. Dan terkadang dalam musim gugur terjadi cuaca yang seakan akan gelap dan suasan warna di musim itu sedikit berwarna orange. Musim gugur adalah salah satu dari empat musim di daerah beriklim sedang, masa peralihan dari musim panas ke musim dingin. • Di Amerika terjadi antara bulan Februari hingga April. Ciri-ciri terjadi musim Semi ialah : Tumbuhan yang rontok akibat salju berubah menjadi indah. Hawa di musim semi 60% panas dan 40 % dingin. Hewan yang ada di musim itu sering bermunculan dari sarangnya dan melakukan aktivitasnya. Dan sering juga mengalami cuaca hujan. Musim semi adalah satu dari empat musim di daerah nontropis, peralihan dari musim dingin ke musim panas. • Musim Panas : di Amerika terjadi antara bulan Mei hingga Juli. Ciri-ciri terjadinya musim Panas ialah : Tumbuhan yang indah berubah menjadi tumbuhan biasa. Hawa di musim panas 80% panas dan 20 % dingin. Hewan yang ada di musim itu melakukan aktivitasnya. Dan terkadang akan terjadinya badai angin yang kencang dan juga hujan yang adda di musim tersebut.Musim panas adalah salah satu musim di negara berhawa sedang. Tergantung letak sebuah negara, musim panas dapat terjadi pada waktu yang berbeda-beda. • Musim Dingin : di Amerika terjadi antara bulan November hingga Januari. Ciri-ciri terjadinya musim dingin ialah : Tumbuhan yang biasanya sudah mulai rontok dan gundul sekarang sudah mulai menjadi ditimbuni salju-salju. Hawa di musim dingin 80% dingin dan 20 % panas. Hewan yang ada di musim itu tertidur di sarangnya atau melakukan aktivitasnya di dalam sarang. Dan seringnya di musim tersebut sering terjadi hujan salju dan terkadang terjadi badai salju.

skripsi Penggunaan Metode Demonstran Pada Pembelajaran Matematika

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, seorang guru harus mengetahui dan memahami berbagai macam sifat dan karakter peserta didik untuk mempermudah dalam proses kegiatan Belajar Mengajar ( PKBM ) baik pengunaan metode, media maupun alat peraga.
Seorang pendidik juga harus menyadari bahwa pendidikan sebagai asaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar secara aktif dan kreatif, cerdas serta menanamkan pada diri sifat beriman dan bertaqwa, sebagaimana tertuang dalam fungsi dari tujuan pendidikan nasional bahwa “ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Namun demikian dalam upaya menghasilkan pendidikan dan sumber daya yang bermutu masih banyak kendala yang harus dihadapi di berbagai macam jenjang pendidikan. Salah satunya di tingkat pendidikan dasar di SDN Setialaksana 03, yang berdiri pada tahun 1985 yang berada di Kampung Garon Desa Setialaksana dibangun diatas tanah seluas + 2400 M², dengan luas bangunan yaitu panjang 35 M dan lebar 50 M. SDN Setialaksana di pimpin oleh Bapak Asnadi, S.Pd.M.M.Pd. Sedangkan jumlah seluruh tenaga pengajar atau guru di SDN Setilaksana 03 berjumlah 11 orang yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 6 Guru kelas, 2 Guru bidang Study, 1 orang TU, dan1 orang penjaga sekolah. Guru PNS sebanyak 4 orang, dan Honorer 7 orang, Jumlah seluruh siswa SDN Setialaksana 03 adalah 199 siswa yang terdiri dari kelas 1 berjumlah 29 siswa, kelas 2 berjumlah 32 siswa, kelas 3 berjumlah 35 siswa, kelas 4 berjumlah 34 siswa, kelas 5 berjumlah 35 siswa, kelas 6 berjumlah 34 siswa.
Di SDN Setialaksana 03 permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan pembelajaran Matematika di kelas 4 untuk kompetensi dasar menjelaskan sifat Komutatif adalah :
1. Sebagian siswa tidak mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan sifat komutatif (perkalian)
2. Sebagian siswa tidak mampu mengidentifikasi sifat komutatif (Perkalian)
Dari hasil identifikasi masalah diatas, penggunaan Metode Demonstran bisa dijadikan pemecahan masalah
Sedangkan untuk mata pelajaran IPS kelas 4 untuk Kompetensi Dasar menunjukan peta Provinsi dihadapkan dengan permasalahan :
1. Sebagian siswa tidak mengetahui letak Provinsi Jawa Barat
2. Sebagian siswa tidak mengetahui letak 33 Provinsi yang tersebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Hasil identifikasi masalah tersebut, penggunaan alat peraga bisa dijadikan pemecahan masalah dalam pembelajaran IPS kelas IV

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam perbaikan mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mendemontrasikan sifat operasi hitung untuk meningkatkan kemampuan siswa di SDN Setialaksan 03 ?
2. Bagaiman penggunaan alat peraga pada pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menunjukkan peta dan komponennya dikelas IV SDN Setialaksana 03 ?

C. TUJUAN PENELITIAN DAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemantapan Profesional PKP ( PDK 4501 ) pada program S1 PGSD Universiatas Terbuka, selain itu juga untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya siswa kelas IV SDN Setialaksana 03.
Secara umum, tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar Matematika dengan penggunaan metode Demonstran sedangkan untuk memperbaiki pada pelajaran IPS dengan mengunakan alat peraga.
Secara khusus, penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Setialaksana 03 bertujuan untuk :
1. Meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SDN Setialaksana 03 pada Pelajaran Matematika dengan menggunakan Metode Demonstran.
2. Mempercepat penguasaan materi dan kompetensi siswa pada pembelajaran Matematika dengan penggunaan Metode Demonstran
3. Meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SDN Setilaksana 03 pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) dengan menggunakan alat peraga
4. Mempercepat penguasaan kompetensi siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) dengan alat peraga

D. MANFAAT PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Secara umum, manfaat dari hasil penelitian tindakan kelas yamg dilaksanakan pada siswa SDN Setialaksana 03 Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi, didapat informasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ).
Secara Khusus, Hasil dari dilaksanakannya penelitian ini bermanfaat bagi peneliti, guru, dan siswa. Dengan uraian manfaat yang dimaksud adalah :
1. Manfaat bagi Sekolah
a. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka mengelola proses pembelajaran secara variatif dengan metode yang lebih tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi.
b. Menambah pengetahuan dalam pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) khusunya dalam menggunakan metode dan alat peraga.
2. Manfaat bagi Guru( Mahasiswa )
a. Menambah wawasan ke ilmuan dalam pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) serta pengetahuan tentang implementasi metode penerapanalat peraga dan metode Demonstran.
b. Menambah pengalaman mangajar melalui pengguanaan alat peraga dan metode Demonstran
c. Meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran
3. Manfaat bagi Siswa
a. Menumbuhkan motivasi belajar siswa untuk lebih giat bersunguh-sunguh
b. Menumbuhkan minat siswa semakin giat dalam proses pembelajaran dengan metode dan cara yang berbeda.
c. Meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) sehingga hasil belajarnya juga meningkat.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bagian bab ini akan menjelaskan tentang konsep-konsep yang akan di Operasionalkan dalam penelitian

A. KONSEP METODE DEMONSTRAN
a. Pengertian Metode Demonstran
Metode Demontrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode Demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran seperti benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium dan lain-lain. (Cecep, 2005). Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000). Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000). Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa metode demonstrasi merupakan tehnik mengajar yang memperagakan suatu barang atau alat yang mengambarkan suatu proses atau kejadian berkenaan dengan materi pelajaran yang dipelajari.
Dalam penggunaan metode ini guru bisa menjadi demonstrator dan bisa juga orang lain yang ahli dalam bidang pelajaran itu. Metode ini menggugah rasa ingin tahu siswa dan rangsangan visual siswa. Metode demontrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti (contoh : Pembulatan Biodiesel) bagaiman cara membuatnya? terdiri dari bahan apa? Bagaimana proses mengerjakannya?)

Kelebihan metode demontrasi sebagai berikut :
1. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda
2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan
3. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode demontrasi sebagai berikut :
1. Anak didik terkadang sukar melihat denga njelas benda yang akan dipertunjukan
2. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
3. Sukar dimengerti bila didemontrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000)

B. KONSEP ALAT PERAGA
a. Pengertian Alat Peraga
Menurut Nasution (1985:100) alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif. Pendapat lain dari pengertian alat peraga atau audio Visual Aids (AVA) adalah media yang pengajarannya berhubungan dengan indera pendengaran (Suhardi, 1978 : 11), Menurut Sumadi (1972 : 4) mengemukakan bahwa alat peraga atau AVA adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera. Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif. Menurut pendapat Amir Hamzah (1981 : 11 ) media pendidikan adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi untuk mebuat cara berkomunikas menjadi efektif
Dari uraian-uraian di atas jelaslah bahwa media atau alat bantu mengajar adalah merupakan segala sesuatu yang dapt digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar pada diri siswa.
b. Peranan alat peraga untuk pendidikan sekolah
Menurut kurikulum (anonim, 1991 : 26))peranan alat peraga disebutkan sebagai berikut :
1. Alat peraga dapat membuat pendidikan lebih efektif dengan meningkatkan semangat belajar siswa.
2. Alat peraga memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana para siswa belajar dengan banyak kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat menyenagkan bagi masing-masing individu
3. Alat peraga memungkin belajar lebih cepat bersesuaian antara kelas dan diluar kelas
4. Alat peraga memungkinkan mengajar lebih sistematis dan teratur
Alat peraga yang baik harus memenuhi beberapa kriteria diantaranya :
1. Dapat menjelaskan konsep secara tepat
2. Menarik
3. Tahan lama
4. Multi fungsi (dapat dipakai untuk menjelaskan berbagai konsep)
5. Ukurannya sesuai dengan ukuran siswa
6. Murah dan mudah dibuat
7. Mudah digunakan

c. Fungsi alat peraga
Berikut ini adalah fungsi alat peraga :
1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
2. Salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru karena merupakan bagian yang integral dari situasi mengajar
3. Penggunaanya integral dengan tujuan dan isis pelajaran
4. Penggunaanya bukan semat-mata alat hiburan (pelengkap)
5. Untuk mempercepat proses pembelajaran (menangkap Pengertian)
6. Untuk mempertinggi mutu pembelajaran
d. Keunggulan
1. Dapat mengurangi terjadinya verbalisme
2. Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa
3. Hasil belajar bertambah mantap
4. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan
6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya bahasa
7. Membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang sempurna
e. Kelemahan
1. Terkadang ukuran gambar-gambarnya terlalu kecil jika digunakan pada suatu kelas yang memiliki banyak siswa
2. Gambar merupakan media dua dimensi yang tidak bisa menimbulkan kesan gerak.
C. KONSEP BELAJAR SISWA
Pengguanaan Metode Demonstran pada pelajaran Matematika dan alat peraga pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi sarana untuk memupuk kretifitas, inisiatif kemandirian, kerjasama dan meningkatkan minat pada pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dorongan ingin tahu dan membuktikan hasil dari kerja sendiri
Proses belajar mengajar akan berhasil apabila komponen-komponen yang ada dalam proses belajar mengajar antara lain : warga belajar, sumber berjalan, tujuan belajar, situasi belajar, cara belajar, alat belajar dan yang lainnya berfungsi sebagaiman mestinya (direktorat penmas : 1981).
Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatanbelajar dan memberi arah dari kegiatan belajar itu, maka kegiatan yang dikehendaki siswa tercapai. Yang dimaksud disisni adalah usaha sumber belajar dalam memberikan dorongan terhadap warga belajar terbentuk motivasi yang baik sehingga kegiatan belajar akan meningkat.(M.Ngalim Prwanto : 1984:77)
Tujuan akhir dari proses pembelajaran adalah siswa belajar dengan upaya yang disengajadan penuh rasa tanggung jawab untuk mencapai tujuan, sehingga tujuan tercapai melalui proses pembelajaran, sedangkan belajar bisa terjadi dalam berbagai cara, bisa dengan cara langsung mengajar dikelas atau dapat pula dengan menggunakan alat pembelajaran.









BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN

A. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian adalah sekelompok siswa yang dipilih oleh peneliti sesuai dimana peneliti bertugas, yaitu :
Lokasi : SD Negeri Setialaksana 03
Waktu : 09-08-2011 sampai dengan 18-08-2011
Mata pelajaran : 1. Matematika
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas : IV
Karakteristik siswa : Berjumlah 32 siswa
• 19 laki-laki
• 13 perempuan

Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
1. Matematika Siklus I : Selasa, 09/08/2011 Jam 07.15 – 08.25
Siklus II : Selasa, 16/08/2011 Jam 07.15 – 08.25
2. IPS (Non Eksak) Siklus I : Kamis, 11/08/2011 Jam 07.15 – 08.25
Siklus II : Kamis, 18/08/2011 Jam 07.15 – 08.25

B. DESKRIPSI PERSIKLUS
Prosedur pada sekolah dalam penelitian yang terdiri dari 2 siklus untuk dua mata pelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Mata Pelajaran Matematika
a. Perencanaan pada siklus I dilakukan dengan menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I untuk mata pelajaran Matematika (Lihat Lampiran 4). Perbaikan siklus ini dilaksanakan pada hari selasa 09 Agustus 2011 dimana dalam proses pengamatan dan pengumpulan data, melibatkan teman sejawat (lihat lampiran 1) untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada siklus ini selanjutnya dilakukan refleksi yang kemudian dituangkan pada Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) pada siklus selanjutnya.
b. Perencanaan pada siklus II dilakukan dengan menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II untuk mata pelajaran Matematika (lihat lampiran 7), perbaikan Siklus II ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Agustus 2011 dimana dalam proses pengamatan dan pengumpulan data melibatkan teman sejawat (lihat lampiran 1) untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada siklus ini, selanjutnya dilakukan refleksi
2. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuna Sosial (IPS)
a. Perencanaan pada siklus I ini dilakukan dengan menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus I untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) (lihat lampiran10), perbaikan siklus I ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 Agustus 2011 dimana dalam proses pengamatan dan pengumpulan data, melibatkan teman sejawat(lihat lampiran I) untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya dan selanjutnya dilakukan refleksi pada Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus selanjutnya.
b. Perencanaan pada siklus II dilakukan dengan menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II untuk amat pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) (lihat lampiran 13), perbaikan Siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 Agustus 2011 dimana dalam proses pengamatan dan pengumpulan data, melibatkan teman sejawat (lihat lampiran 1) untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada siklus ini, selanjutnya dilakukan refleksi

Pelaksanaan
Pada Mata Pelajaran Matematika
Siklus I
Hari Selasa tanggal 09 Agustus 2011, materi yang akan di bahas tentang sifat Komutatif
Siklus II
Hari Selasa tanggal 16 Agustus 2011, materi yang akan dibahas tentang sifat Komutatif

Sedangkan Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Siklus I
Hari Kamis tanggal 11 Agustus 2011, materi yang akan dibahas tentang Peta
Siklus II
Hari Kamis tanggal 18 Agustus 2011, materi yang akan dibahas tentang Peta
Pengumpulan data
Data yang diperoleh pada Mata Pelajaran Maetematika ditemukan data sebagai berikut : Siswa yang mendapat kualifikasi “B“ sebanyak 7 siswa (21%) dari 32 siswa, Kualifikasi “C‘ sebanyak 17 siswa (53%) Kualifikasi “K“sebanyak 8 siswa (25%) dari 32 siswa
Sedangkanpada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ditemukan dat sebagai berikut : Siswa yang mendapatkan kualifikasi “B“ sebanyak 8 siswa (25%) dari 32 siswa, Kualifikasi “C‘ sebanyak 17 siswa (53%) dan Kualifikasi “K“sebanyak 7 siswa (21%) dari 32 siswa.























BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
1. Mata Pelajaran Matematika
Fokus perbaikan mata pelajaran Matematika adalah “ Bagaimana menerapkan Metode Demonstrasi pada pelajaran Matematika untuk meningkatkan kemampuan siswa di kelas IV SDN Setilaksana 03 “
Dari hasil observasi dan evaluasi, peneliti temukan didalam maupun diluar kelas yang berkaitan dengan materi yang dibahas, dirumuskan ke dalam rekapitulasi nilai setiap siswa dari masing-masing siklus dan rata-rata dari keseluruhan dengan menggunakan kualifikasi penilaian B (Baik), C (Cukup), K (Kurang) dengan patokan nilai sebagai berikut :
Baik : 100 – 80
Cukup : 70 -60
Kurang : < - 59
Rekapitulasi ini terdapat pada tabel dibawah ini :


















Tabel
Hasil Evaluasi Dari Perbaikan Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika
No Nama Siswa Nilai Siklus Nilai Akhir Kualifikasi
I II B C K
1 Ubaydillah 40 60 50 
2 Basirudin 40 60 50 
3 Intan Komalasari 40 60 50 
4 Kurniawati 60 80 70 
5 Anton 60 80 70 
6 Aryo Sugeng 40 40 40 
7 Wahyu Pratama 60 80 70 
8 Adam Ardiansyah 40 60 50 
9 Acih 60 80 70 
10 Fiqih Firmansyah 40 60 50 
11 Fitri Ayuningsih 40 60 50 
12 febriyanto 80 80 60 
13 Fatin Soviani 80 100 90 
14 Habibah 80 80 80 
15 Hilda Damayanti 60 60 60 
16 Jayadi 60 60 60 
17 Karsih 40 60 50 
18 Lihan Sugianto 60 60 60 
19 Nanda 80 100 90 
20 Nur Hidayah 60 80 70 
21 Nani Wahyuni 80 100 90 
22 Ronal Ardianto 60 60 60 
23 Rifki Hanafi 60 60 60 
24 Rizki Andrean 60 60 60 
25 Saja Suwanto 60 80 70 
26 Siti Rohani 80 100 90 
27 Tabroni 60 80 70 
28 Wiyanti 80 100 90 
29 Wahyudin 80 100 90 
30 Yusuf Afli Setiawan 60 80 70 
31 Ahmad Kosasih 60 80 70 
32 Aditia 60 80 70 
Jumlah 1920 2340 2130 7 17 8
Rata-rata 60 73 67 21% 53% 25%


Keterangan :
Nilai akhir : NS I +NS II
2

Perbandingan nilai perolehan selama perbaikan pembelajaran tentang materi operasi hitung pada sifat Komutatif di mata Pelajaran Matematika kelas IV (empat) SDN Setialaksana 03 UPTD Pendidikan PAUD / SD kecamatan Cabangbungin dapat dilihat pada tabel berikut :

No. Siklus Jumlah Nilai Nilai Rata-rata Keterangan
1 I 1920 60 C
2 II 2340 73 B

Berdasarkan pada tabel di atas, hasil penelitian pada siklus I menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas adalah 60 dari 32 siswa sedangkan pada siklus II menunjukan rata-rata kelas adalah 70 dari 32 siswa. Dengan rincian 7 siswa memperoleh nilai di atas rata-rata, 17 siswa mendapatkan nilai cukup, sedangkan 8 siswa mendapatkan nilai dibawah rata-rata.

Perbandingan nilai rata-rata kelas setiap siklus jika digambarkan dengan grafik batang, maka nilai perolehan selama perbaikan pembelajaran mata pelajaran Matematika dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Gambar
Grafik nilai rata-rata kelas setiap siklus

100

90

80

70

60

50
Siklus I Siklus II

Dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung ada beberapa temuan kemudian direfleksikan kembali guna memaksimalkan kegiatan pembelajaran yang berikutnya, adapun temuan tersebut diantaranya :

a. Refleksi mata pelajaran Matematika
1. Refleksi Siklus I
Pada siklus I peneliti menyadari masih terlihat adanya kelemahan yang dilakukan terutama pada waktu menjelaskan materi pembelajaran terkesan kaku dan canggung. Hel tersebut mengakibatkan pemahaman siswa kurang maksimal, dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa yang rendah. Peneliti seharusnya merefleksikan kelemahan-kelemahan yang dilakukan pada proses pembelajaran peneliti harus berusaha semaksimal mungkin untuk merumuskan rencana perbaikan pembelajaran untuk membantu siswa memahami materi dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dengan keterlibatan siswa langsung dalam proses pembelajaran diharapkan pemahaman dan hasil belajar meningkat.
Berdasarkan tabel data pengamatan guru diperoleh opsi pertanyaan perhatian siswa, rasa hormat siswa pada guru, keaktifan siswa dalam belajar, kerajinan siswa dalam pembelajaran, kedisiplinan siswa didalam kelas mendapatkan opsi jawaban B (tetap) sedangklan kerjasama siswa dengan siswa lain, kekompakan siswa didalam kelompok, keingin tahuan siswa dalam belajar, tanggung jawab siswa mendapatkan opsi jawaban C (menurun) serta minat siswa terhadap pelajaran mendapatkan opsi A (meningkat).
Berdasarkan hasil data teman sejawat pada siklus I mata Pelajaran Matematika (lampiran 4) merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian memiliki nilai 5 atau dapat dikategorikan baik namun demikian, untuk komponen-komponen merancang pengelolaan kelas perbaikan pembelajaran diperoleh nilai 3,5 atau menempati posisi terendah dari 6 komponen yang dinilai teman sejawat

2. Refleksi Siklus II
Pada siklus II menitikberatkan pada pencapaian tujuan yaitu penguasaan meteri pembelajaran yang maksimal dengan melakukan perbaikan-perbaiakn kelemahan yang ditemui pada siklus I. Temuan pada siklus II adalah adanya peningkatan belajar siswa dan hasil belajar siswa berkategori “Baik“. Ditandai dengan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran semakin meningkat, siswa sudah menguasai konsep-konsep pembelajaran dengan baik, antusias dalam mengikuti pembelajaran, aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan hasil belajar semakin meningkat.
Berdasarkan tabel data pengamatan guru diperoleh opsi pertanyaan, rasa hormat siswa pada guru, kerjasama siswa dengan siswa lain, keingintahuan siswa dalam belajar, kedisiplinan siswa didalam kelas mendapatkan opsi jawaban B (tetap) sedangklantanggung jawab siswa mendapatkan opsi jawaban C (menurun) serta perhatian siswa saat mendengarkan penjelasan guru, keaktifan siswa dalam belajar, kerajinan siswa dalam pembelajaran, minat siswa terhadap pelajaran mendapatkan opsi jawaban A (meningkat)
Berdasarkan hasil data teman sejawat pada siklus II mata Pelajaran Matematika (lampiran 7) merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian memiliki nilai 5 atau dapat dikategorikan baik namun demikian, untuk komponen-komponen merancang pengelolaan kelas perbaikan pembelajaran diperoleh nilai 4 atau menempati posisi terendah dari 6 komponen yang dinilai teman sejawat

2. MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Fokus perbaikan mata pelajara Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bagaiman menggunakan alat peraga pada pelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan siswa di kelas IV SDN Setialaksan 03
Dari hasil observasi dan evaluasi, peneliti temukan didalam maupun diluar kelas yang berkaitan dengan materi yang dibahas, dirumuskan ke dalam rekapitulasi nilai setiap siswa dari masing-masing siklus dan rata-rata dari keseluruhan dengan menggunakan kualifikasi penilaian B (Baik), C (Cukup), K (Kurang)
dengan patokan nilai sebagai berikut :
Baik : 100 – 80
Cukup : 70 -60
Kurang : < - 59
Rekapitulasi ini terdapat pada tabel dibawah ini :
Tabel
Hasil Evaluasi Dari Perbaikan Pembelajaran Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
No Nama Siswa Nilai Siklus Nilai Akhir Kualifikasi
I II B C K
1 Ubaydillah 50 70 60 
2 Basirudin 50 70 60 
3 Intan Komalasari 60 80 70 
4 Kurniawati 70 90 80 
5 Anton 70 90 80 
6 Aryo Sugeng 60 80 70 
7 Wahyu Pratama 50 70 60 
8 Adam Ardiansyah 40 60 50 
9 Acih 60 60 60 
10 Fiqih Firmansyah 60 60 60 
11 Fitri Ayuningsih 40 60 50 
12 febriyanto 80 100 90 
13 Fatin Soviani 80 100 90 
14 Habibah 70 90 80 
15 Hilda Damayanti 80 80 80 
16 Jayadi 40 60 50 
17 Karsih 40 60 50 
18 Lihan Sugianto 70 90 80 
19 Nanda 80 80 80 
20 Nur Hidayah 70 90 80 
21 Nani Wahyuni 60 80 70 
22 Ronal Ardianto 60 80 70 
23 Rifki Hanafi 40 60 50 
24 Rizqi Andrean 60 80 70 
25 Saja Suwanto 80 60 70 
26 Siti Rohani 70 90 80 
27 Tabroni 60 80 70 
28 Wiyanti 60 80 70 
29 Wahyudin 60 80 70 
30 Yusuf Afli Setiawan 40 60 50 
31 Ahmad Kosasih 60 80 70 
32 Aditia 40 60 50 
Jumlah 1910 2430 2130 8 17 7
Rata-rata 60 76 67 25% 53% 21%

Keterangan :
Nilai akhir : NS I +NS II
2

Perbandingan nilai perolehan selama perbaikan pembelajaran tentang sifat operasi hitung pada mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas IV (empat) SD Negeri Setialaksana 03 UPTD Pendidikan PAUD / SD kecamatan Cabangbungin dapat dilihat pada tabel berikut :

No. Siklus Jumlah Nilai Nilai Rata-rata Keterangan
1 I 1910 60 C
2 II 2430 76 B

Berdasarkan pada tabel di atas, hasil penelitian pada siklus I menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas adalah 60 dari 32 siswa sedangkan pada siklus II menunjukan rata-rata kelas adalah 76 dari 32 siswa.
Perbandingan nilai rata-rata kelas setiap siklus jika digambarkan dengan grafik batang, maka nilai perolehan selama perbaikan pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Gambar
Grafik nilai rata-rata kelas setiap siklus

100

90

80

70

60

50
Siklus I Siklus II




Dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung ada beberapa temuan kemudian direfleksikan kembali guna memaksimalkan kegiatan pembelajaran yang berikutnya, adapun temuan tersebut diantaranya :

a. Refleksi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Refleksi Siklus I
Pada Siklus I diajak pada aktivitas penggunaan alat peraga dan memberikan penjelasan materi sebagai pengantarnya.Minat belajar siswa tumbuh di motivasikan dengan beberapa penghargaan verbal dengan menggunakan alat peraga.
Berdasarkan tabel data pengamatan guru diperoleh opsi pertanyaan, rasa hormat siswa pada guru, keaktifan siswa dalam belajar, keingintahuan siswa dalam belajar, minat siswa terhadap pelajaran, , kedisiplinan siswa didalam kelas mendapatkan opsi jawaban B (tetap) sedangklan kerajinan siswa dalam pembelajaran, kerjasama siswa dengan siswa lain, tanggung jawab siswa mendapatkan opsi jawaban C (menurun) serta perhatian siswa saat mendengarkan penjelasan guru mendapatkan opsi A (meningkat).
Berdasarkan hasil data teman sejawat pada siklus I mata Pelajaran IPS (lampiran 10) merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian memiliki nilai 5 atau dapat dikategorikan baik namun demikian, untuk komponen-komponen merancang pengelolaan kelas perbaikan pembelajaran diperoleh nilai 3,5 atau menempati posisi terendah dari 6 komponen yang dinilai teman sejawat.

2. Refleksi Siklus II
Berdasarkan tabel data pengamatan guru diperoleh opsi pertanyaan, rasa hormat siswa pada guru, keaktifan siswa dalam belajar, keingintahuan siswa dalam belajar, minat siswa terhadap pelajaran, kedisiplinan siswa didalam kelas mendapatkan opsi jawaban B (tetap) sedangkan, tanggung jawab siswa mendapatkan opsi jawaban C (menurun) serta perhatian siswa saat mendengarkan penjelasan guru, kerajinan siswa dalam pembelajaran, kerjasama siswa dengan siswa lain, kekompakan siswa didalam kelompok, keingintahuan siswa dalam belajar mendapatkan opsi A (meningkat).
Berdasarkan hasil data teman sejawat pada siklus II mata Pelajaran IPS (lampiran 13) merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian memiliki nilai 5 atau dapat dikategorikan baik namun demikian, untuk komponen-komponen merancang pengelolaan kelas perbaikan pembelajaran diperoleh nilai 4 atau menempati posisi terendah dari 6 komponen yang dinilai teman sejawat.

B. PEMBAHASAN
Menurut Nasution (1985:100) alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif. Pendapat lain dari pengertian alat peraga atau Audio Visual Aids (AVA) adalah media yang pengajarannya berhubungan dengan indra pendengaran (Suhardi,1978 : 11), menurut Sumardi (1972 :4) mengemukakan bahwa alat peraga atau AVA adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapt diamati melalui panca indera. Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses belajar mengajar komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif. Menurut Amir Hamzah (1981 : 11) media pendidikan adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif.
Dengan memperlihatkan rekapitulasi data hasil evaluasi siswa, maka diperoleh nilai rata-rata penguasaan materi pelajaran, mata pelajaran Matematika ada peningkatan pada siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata diperoleh 60 kategori “Cukup“, sedangkan siklus II 73 kategori “Baik“. Dari hasil evaluasi rata-rata menunjukan adanya peningkatan, karena guru sudah jelas tentang langkah-langkah dalam pembelajaran. Guru sudah menggunakan tentang beda konkrit kepada penggunan media belajar atau alat peraga. Verbalisme pemikiran siswa sudah mulai menghilang dikarenakan guru dalam mengajar sudah mendemonstrasikan alat peraga, serta siswa dapat melakukan pengamatan sendiri secara langsung terhadap alat peraga itu.
Sedangkan rata-rata dari seluruh siklus pada mata pelajaran Matematika yaitu “67“ kategori “Baik“. Dari rata-rata kualifikasi akhir diperoleh data sebanya 7 siswa (21%) dari 32 siswa Kualifikasi “Baik “, 17 siswa (53%) dari 32 siswa, kualifikasi “Cukup“ dan 8 siswa (25%) dari 32 siswa. kualifikasi kurang
Dari hasil perbaikan pembelajaran untuk mata pelajaran Matematika dapat dikatakan adanya peningkatan yang sangat berarti (Signifikan). Adapun siswa yang berkualitas kurang, karena siswa tersebut daya tangkap terhadap materi pelajaran dibawah rata-rata, tetapi dapat diantisipasi dengan bimbingan perbaikan dengan pemberian tugas tambahan untuk di rumah yang sesuai dengan materi pelajaran yang sudah dibahas dan dipelajari.
Menurut Giristrap dan Martin (1975) mengemukakan bahwa metode diskusi merupakan suatu kegiatan sejumlan orang membicarakan bersam-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua waktu. Sedangkan rata-rata setiap siklus untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) adanya peningkatan penguasan materi setiap siklus. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 60 dan pada siklus II nilai rata-rata 76 dari 32 siswa. Dengan demikiam dikatakan peningkatan kar\tegori “ Baik“.
Rata-rata seluruh siklus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah 67 dikategorikan “Baik“ artinya hasil perbaikan pembelajaran yang dilaksanakn dari siklus I sampai Siklus II adanya peningkatan penguasaan siswa yang lebih baik. Peningkatan kemampuan siswa terhadap materi pelajaran disebabkan adanya kominkasi yang baik antara siswa yang kurang kemampuannya dengan yang pandai, hal ini dapat terlihat pada siklus , siswa yang kurang mampu pengetahuannya sudah mulai mengemukakan pendapatnya pada saat diskusi kelompok berlangsung.
Dari rata-rata kualifikasi data sebanyak 8 siswa (25%) dari 32 siswa kualifikasi “Baik“, 17 siswa (53%) dari 32 siswa kualifikasi “Cukup“, tetapi ada 7 siswa (21%) dari 32 siswa berkualifikasi “Kurang“ , tentu saja harus mendapat perhatian khusus dari guru agar meningkatkan proses pembelajaran, sehingga nilai kurang dari satu siswa yang berlatar belakang kemampuannya kurang atau faktor bawaan, sehingga nilai kurang yang diperolehnya akan berubah ke cukup.







BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan :
1. Penerapan metode demonistrasi pada pembelajaran Matematika untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mendemostrasikan sifat komutatif di SDN Setialaksana 03, Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut .
a. Guru menggunakan muti metode demonstran dalam pembelajaran sehingga siswa tidak jenuh dalam belajar dan dapat meningkatkan siswa dalam mendemostrasikan materi didepan siswa lain
b. Dengan menggunakan metode demonstran. Aktivitas siswa dalam belajar meningkatkan peran aktif dalam pembelajaran.
c. Kegiatan dalam mendemonstrasikan materi didominasi oleh siswa yang pandai saja , tetapi siswa yang kemampuannya cukup juga ikut aktif.
d. Komunikasi antar siswa berjalan dengan baik.
e. Hasil belajar siswa cukup meningkat dan hasil dari rata-rata evaluasinya juga meningkat.
2. Penggunaan alat peraga pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menjelaskan peta lingkungan setempat (Peta Provinsi) dengan menggunakan skala sederhana di SDN Setialaksana 03 . Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengusaan siswa terhadap konsep materi pembelajaran tentang peta lingkungan setempat ( Peta Kabupaten / Kota, Provinsi.) oleh penggunaan alat peraga peta dengan pengamatan langsung dapat mengetahui letak-letak Provinsi yang terdapat di negara Indonesia khususnya Provinsi Jawa Barat .
b. Aktifitas belajar siswa meningkat, sebab siswa secara langsung di libatkan dalam pembelajaran
c. Dengan adanya pebaikan pembelajaran, siswa dapat memahami langsung tentang pentingnya pengetahuan
d. Hasil belajar meningkat karena dapat dilihat dari hasil belajar siswa dan dari rata-rata hasil evaluasi.
e. Guru dapat mereflesikan diri dengan penggunaan media atau alat peraga sehingga meningkatkan penguasaan siswa terhadap hasil belajar.

B. SARAN
Dari hasil kesimpulan, berapa hal penting yang seharusnya diperhatikan dan dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas atau mutu pembelajaran di kelas antara lain :
a. Sebelum mengajar guru membuat persiapan mengajar (RPP) yang sebaik mungkin, agar dalam mengajar guru tidak keluar dari materi pelajaran yang akan disampaikan
b. Seyogyanya guru dapat menggunakan Multi Media, sehingga proses kegiatan belajar mengajar (PKBM) dapat berjalan dengan baik
c. Seorang guru juga harus memperhatikan tingkat perkembangan siswa, siswa yang masih dalam tahapan operasional konkrit , penggunaan alat perasa perlu di perhatikan agar hasil belajar siswa lebih meningkat .
Berdasarkan pengalaman perbaikan pembelajaran yang dilakukan melalui penelitian tindakan kelas (PTK) perlu adanya peningkatan Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk bertukar pendapat dan pengalaman. Adanya pelatihan tentang pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik membuat dan menggunakan alat bantu mengajar, mengajar yang bervariatif, menggunakan Multi Media serta meningkatkan kinerja guru, mutu pendidikan, khususnya pendidikan di Sekolah Dasar umumnya pendidikan yang ada di Indonesia .








BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk (2009). Materi Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta :
Universitas Terbuka

Buchori, dkk (2006). Gemar Belajar Matematika 4. Semarang :
Aneka Ilmua

Susilo, (2007). Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta : Pustaka Book
Publisher

Tim Redaksi Nuansa Aulia/ 2008. Sistem Pendidikan Nasional, Bandung :
Nuansa Aulia