Kamis, 09 Februari 2012

skripsi Penggunaan Metode Demonstran Pada Pembelajaran Matematika

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, seorang guru harus mengetahui dan memahami berbagai macam sifat dan karakter peserta didik untuk mempermudah dalam proses kegiatan Belajar Mengajar ( PKBM ) baik pengunaan metode, media maupun alat peraga.
Seorang pendidik juga harus menyadari bahwa pendidikan sebagai asaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar secara aktif dan kreatif, cerdas serta menanamkan pada diri sifat beriman dan bertaqwa, sebagaimana tertuang dalam fungsi dari tujuan pendidikan nasional bahwa “ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Namun demikian dalam upaya menghasilkan pendidikan dan sumber daya yang bermutu masih banyak kendala yang harus dihadapi di berbagai macam jenjang pendidikan. Salah satunya di tingkat pendidikan dasar di SDN Setialaksana 03, yang berdiri pada tahun 1985 yang berada di Kampung Garon Desa Setialaksana dibangun diatas tanah seluas + 2400 M², dengan luas bangunan yaitu panjang 35 M dan lebar 50 M. SDN Setialaksana di pimpin oleh Bapak Asnadi, S.Pd.M.M.Pd. Sedangkan jumlah seluruh tenaga pengajar atau guru di SDN Setilaksana 03 berjumlah 11 orang yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 6 Guru kelas, 2 Guru bidang Study, 1 orang TU, dan1 orang penjaga sekolah. Guru PNS sebanyak 4 orang, dan Honorer 7 orang, Jumlah seluruh siswa SDN Setialaksana 03 adalah 199 siswa yang terdiri dari kelas 1 berjumlah 29 siswa, kelas 2 berjumlah 32 siswa, kelas 3 berjumlah 35 siswa, kelas 4 berjumlah 34 siswa, kelas 5 berjumlah 35 siswa, kelas 6 berjumlah 34 siswa.
Di SDN Setialaksana 03 permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan pembelajaran Matematika di kelas 4 untuk kompetensi dasar menjelaskan sifat Komutatif adalah :
1. Sebagian siswa tidak mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan sifat komutatif (perkalian)
2. Sebagian siswa tidak mampu mengidentifikasi sifat komutatif (Perkalian)
Dari hasil identifikasi masalah diatas, penggunaan Metode Demonstran bisa dijadikan pemecahan masalah
Sedangkan untuk mata pelajaran IPS kelas 4 untuk Kompetensi Dasar menunjukan peta Provinsi dihadapkan dengan permasalahan :
1. Sebagian siswa tidak mengetahui letak Provinsi Jawa Barat
2. Sebagian siswa tidak mengetahui letak 33 Provinsi yang tersebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Hasil identifikasi masalah tersebut, penggunaan alat peraga bisa dijadikan pemecahan masalah dalam pembelajaran IPS kelas IV

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam perbaikan mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mendemontrasikan sifat operasi hitung untuk meningkatkan kemampuan siswa di SDN Setialaksan 03 ?
2. Bagaiman penggunaan alat peraga pada pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menunjukkan peta dan komponennya dikelas IV SDN Setialaksana 03 ?

C. TUJUAN PENELITIAN DAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemantapan Profesional PKP ( PDK 4501 ) pada program S1 PGSD Universiatas Terbuka, selain itu juga untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya siswa kelas IV SDN Setialaksana 03.
Secara umum, tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar Matematika dengan penggunaan metode Demonstran sedangkan untuk memperbaiki pada pelajaran IPS dengan mengunakan alat peraga.
Secara khusus, penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Setialaksana 03 bertujuan untuk :
1. Meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SDN Setialaksana 03 pada Pelajaran Matematika dengan menggunakan Metode Demonstran.
2. Mempercepat penguasaan materi dan kompetensi siswa pada pembelajaran Matematika dengan penggunaan Metode Demonstran
3. Meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SDN Setilaksana 03 pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) dengan menggunakan alat peraga
4. Mempercepat penguasaan kompetensi siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) dengan alat peraga

D. MANFAAT PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Secara umum, manfaat dari hasil penelitian tindakan kelas yamg dilaksanakan pada siswa SDN Setialaksana 03 Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi, didapat informasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ).
Secara Khusus, Hasil dari dilaksanakannya penelitian ini bermanfaat bagi peneliti, guru, dan siswa. Dengan uraian manfaat yang dimaksud adalah :
1. Manfaat bagi Sekolah
a. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka mengelola proses pembelajaran secara variatif dengan metode yang lebih tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi.
b. Menambah pengetahuan dalam pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) khusunya dalam menggunakan metode dan alat peraga.
2. Manfaat bagi Guru( Mahasiswa )
a. Menambah wawasan ke ilmuan dalam pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) serta pengetahuan tentang implementasi metode penerapanalat peraga dan metode Demonstran.
b. Menambah pengalaman mangajar melalui pengguanaan alat peraga dan metode Demonstran
c. Meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran
3. Manfaat bagi Siswa
a. Menumbuhkan motivasi belajar siswa untuk lebih giat bersunguh-sunguh
b. Menumbuhkan minat siswa semakin giat dalam proses pembelajaran dengan metode dan cara yang berbeda.
c. Meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) sehingga hasil belajarnya juga meningkat.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bagian bab ini akan menjelaskan tentang konsep-konsep yang akan di Operasionalkan dalam penelitian

A. KONSEP METODE DEMONSTRAN
a. Pengertian Metode Demonstran
Metode Demontrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode Demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran seperti benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium dan lain-lain. (Cecep, 2005). Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000). Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000). Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa metode demonstrasi merupakan tehnik mengajar yang memperagakan suatu barang atau alat yang mengambarkan suatu proses atau kejadian berkenaan dengan materi pelajaran yang dipelajari.
Dalam penggunaan metode ini guru bisa menjadi demonstrator dan bisa juga orang lain yang ahli dalam bidang pelajaran itu. Metode ini menggugah rasa ingin tahu siswa dan rangsangan visual siswa. Metode demontrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti (contoh : Pembulatan Biodiesel) bagaiman cara membuatnya? terdiri dari bahan apa? Bagaimana proses mengerjakannya?)

Kelebihan metode demontrasi sebagai berikut :
1. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda
2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan
3. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode demontrasi sebagai berikut :
1. Anak didik terkadang sukar melihat denga njelas benda yang akan dipertunjukan
2. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
3. Sukar dimengerti bila didemontrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000)

B. KONSEP ALAT PERAGA
a. Pengertian Alat Peraga
Menurut Nasution (1985:100) alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif. Pendapat lain dari pengertian alat peraga atau audio Visual Aids (AVA) adalah media yang pengajarannya berhubungan dengan indera pendengaran (Suhardi, 1978 : 11), Menurut Sumadi (1972 : 4) mengemukakan bahwa alat peraga atau AVA adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera. Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif. Menurut pendapat Amir Hamzah (1981 : 11 ) media pendidikan adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi untuk mebuat cara berkomunikas menjadi efektif
Dari uraian-uraian di atas jelaslah bahwa media atau alat bantu mengajar adalah merupakan segala sesuatu yang dapt digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar pada diri siswa.
b. Peranan alat peraga untuk pendidikan sekolah
Menurut kurikulum (anonim, 1991 : 26))peranan alat peraga disebutkan sebagai berikut :
1. Alat peraga dapat membuat pendidikan lebih efektif dengan meningkatkan semangat belajar siswa.
2. Alat peraga memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana para siswa belajar dengan banyak kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat menyenagkan bagi masing-masing individu
3. Alat peraga memungkin belajar lebih cepat bersesuaian antara kelas dan diluar kelas
4. Alat peraga memungkinkan mengajar lebih sistematis dan teratur
Alat peraga yang baik harus memenuhi beberapa kriteria diantaranya :
1. Dapat menjelaskan konsep secara tepat
2. Menarik
3. Tahan lama
4. Multi fungsi (dapat dipakai untuk menjelaskan berbagai konsep)
5. Ukurannya sesuai dengan ukuran siswa
6. Murah dan mudah dibuat
7. Mudah digunakan

c. Fungsi alat peraga
Berikut ini adalah fungsi alat peraga :
1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
2. Salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru karena merupakan bagian yang integral dari situasi mengajar
3. Penggunaanya integral dengan tujuan dan isis pelajaran
4. Penggunaanya bukan semat-mata alat hiburan (pelengkap)
5. Untuk mempercepat proses pembelajaran (menangkap Pengertian)
6. Untuk mempertinggi mutu pembelajaran
d. Keunggulan
1. Dapat mengurangi terjadinya verbalisme
2. Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa
3. Hasil belajar bertambah mantap
4. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan
6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya bahasa
7. Membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang sempurna
e. Kelemahan
1. Terkadang ukuran gambar-gambarnya terlalu kecil jika digunakan pada suatu kelas yang memiliki banyak siswa
2. Gambar merupakan media dua dimensi yang tidak bisa menimbulkan kesan gerak.
C. KONSEP BELAJAR SISWA
Pengguanaan Metode Demonstran pada pelajaran Matematika dan alat peraga pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi sarana untuk memupuk kretifitas, inisiatif kemandirian, kerjasama dan meningkatkan minat pada pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dorongan ingin tahu dan membuktikan hasil dari kerja sendiri
Proses belajar mengajar akan berhasil apabila komponen-komponen yang ada dalam proses belajar mengajar antara lain : warga belajar, sumber berjalan, tujuan belajar, situasi belajar, cara belajar, alat belajar dan yang lainnya berfungsi sebagaiman mestinya (direktorat penmas : 1981).
Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatanbelajar dan memberi arah dari kegiatan belajar itu, maka kegiatan yang dikehendaki siswa tercapai. Yang dimaksud disisni adalah usaha sumber belajar dalam memberikan dorongan terhadap warga belajar terbentuk motivasi yang baik sehingga kegiatan belajar akan meningkat.(M.Ngalim Prwanto : 1984:77)
Tujuan akhir dari proses pembelajaran adalah siswa belajar dengan upaya yang disengajadan penuh rasa tanggung jawab untuk mencapai tujuan, sehingga tujuan tercapai melalui proses pembelajaran, sedangkan belajar bisa terjadi dalam berbagai cara, bisa dengan cara langsung mengajar dikelas atau dapat pula dengan menggunakan alat pembelajaran.









BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN

A. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian adalah sekelompok siswa yang dipilih oleh peneliti sesuai dimana peneliti bertugas, yaitu :
Lokasi : SD Negeri Setialaksana 03
Waktu : 09-08-2011 sampai dengan 18-08-2011
Mata pelajaran : 1. Matematika
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas : IV
Karakteristik siswa : Berjumlah 32 siswa
• 19 laki-laki
• 13 perempuan

Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
1. Matematika Siklus I : Selasa, 09/08/2011 Jam 07.15 – 08.25
Siklus II : Selasa, 16/08/2011 Jam 07.15 – 08.25
2. IPS (Non Eksak) Siklus I : Kamis, 11/08/2011 Jam 07.15 – 08.25
Siklus II : Kamis, 18/08/2011 Jam 07.15 – 08.25

B. DESKRIPSI PERSIKLUS
Prosedur pada sekolah dalam penelitian yang terdiri dari 2 siklus untuk dua mata pelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Mata Pelajaran Matematika
a. Perencanaan pada siklus I dilakukan dengan menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I untuk mata pelajaran Matematika (Lihat Lampiran 4). Perbaikan siklus ini dilaksanakan pada hari selasa 09 Agustus 2011 dimana dalam proses pengamatan dan pengumpulan data, melibatkan teman sejawat (lihat lampiran 1) untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada siklus ini selanjutnya dilakukan refleksi yang kemudian dituangkan pada Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) pada siklus selanjutnya.
b. Perencanaan pada siklus II dilakukan dengan menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II untuk mata pelajaran Matematika (lihat lampiran 7), perbaikan Siklus II ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Agustus 2011 dimana dalam proses pengamatan dan pengumpulan data melibatkan teman sejawat (lihat lampiran 1) untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada siklus ini, selanjutnya dilakukan refleksi
2. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuna Sosial (IPS)
a. Perencanaan pada siklus I ini dilakukan dengan menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus I untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) (lihat lampiran10), perbaikan siklus I ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 Agustus 2011 dimana dalam proses pengamatan dan pengumpulan data, melibatkan teman sejawat(lihat lampiran I) untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya dan selanjutnya dilakukan refleksi pada Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus selanjutnya.
b. Perencanaan pada siklus II dilakukan dengan menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II untuk amat pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) (lihat lampiran 13), perbaikan Siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 Agustus 2011 dimana dalam proses pengamatan dan pengumpulan data, melibatkan teman sejawat (lihat lampiran 1) untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada siklus ini, selanjutnya dilakukan refleksi

Pelaksanaan
Pada Mata Pelajaran Matematika
Siklus I
Hari Selasa tanggal 09 Agustus 2011, materi yang akan di bahas tentang sifat Komutatif
Siklus II
Hari Selasa tanggal 16 Agustus 2011, materi yang akan dibahas tentang sifat Komutatif

Sedangkan Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Siklus I
Hari Kamis tanggal 11 Agustus 2011, materi yang akan dibahas tentang Peta
Siklus II
Hari Kamis tanggal 18 Agustus 2011, materi yang akan dibahas tentang Peta
Pengumpulan data
Data yang diperoleh pada Mata Pelajaran Maetematika ditemukan data sebagai berikut : Siswa yang mendapat kualifikasi “B“ sebanyak 7 siswa (21%) dari 32 siswa, Kualifikasi “C‘ sebanyak 17 siswa (53%) Kualifikasi “K“sebanyak 8 siswa (25%) dari 32 siswa
Sedangkanpada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ditemukan dat sebagai berikut : Siswa yang mendapatkan kualifikasi “B“ sebanyak 8 siswa (25%) dari 32 siswa, Kualifikasi “C‘ sebanyak 17 siswa (53%) dan Kualifikasi “K“sebanyak 7 siswa (21%) dari 32 siswa.























BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
1. Mata Pelajaran Matematika
Fokus perbaikan mata pelajaran Matematika adalah “ Bagaimana menerapkan Metode Demonstrasi pada pelajaran Matematika untuk meningkatkan kemampuan siswa di kelas IV SDN Setilaksana 03 “
Dari hasil observasi dan evaluasi, peneliti temukan didalam maupun diluar kelas yang berkaitan dengan materi yang dibahas, dirumuskan ke dalam rekapitulasi nilai setiap siswa dari masing-masing siklus dan rata-rata dari keseluruhan dengan menggunakan kualifikasi penilaian B (Baik), C (Cukup), K (Kurang) dengan patokan nilai sebagai berikut :
Baik : 100 – 80
Cukup : 70 -60
Kurang : < - 59
Rekapitulasi ini terdapat pada tabel dibawah ini :


















Tabel
Hasil Evaluasi Dari Perbaikan Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika
No Nama Siswa Nilai Siklus Nilai Akhir Kualifikasi
I II B C K
1 Ubaydillah 40 60 50 
2 Basirudin 40 60 50 
3 Intan Komalasari 40 60 50 
4 Kurniawati 60 80 70 
5 Anton 60 80 70 
6 Aryo Sugeng 40 40 40 
7 Wahyu Pratama 60 80 70 
8 Adam Ardiansyah 40 60 50 
9 Acih 60 80 70 
10 Fiqih Firmansyah 40 60 50 
11 Fitri Ayuningsih 40 60 50 
12 febriyanto 80 80 60 
13 Fatin Soviani 80 100 90 
14 Habibah 80 80 80 
15 Hilda Damayanti 60 60 60 
16 Jayadi 60 60 60 
17 Karsih 40 60 50 
18 Lihan Sugianto 60 60 60 
19 Nanda 80 100 90 
20 Nur Hidayah 60 80 70 
21 Nani Wahyuni 80 100 90 
22 Ronal Ardianto 60 60 60 
23 Rifki Hanafi 60 60 60 
24 Rizki Andrean 60 60 60 
25 Saja Suwanto 60 80 70 
26 Siti Rohani 80 100 90 
27 Tabroni 60 80 70 
28 Wiyanti 80 100 90 
29 Wahyudin 80 100 90 
30 Yusuf Afli Setiawan 60 80 70 
31 Ahmad Kosasih 60 80 70 
32 Aditia 60 80 70 
Jumlah 1920 2340 2130 7 17 8
Rata-rata 60 73 67 21% 53% 25%


Keterangan :
Nilai akhir : NS I +NS II
2

Perbandingan nilai perolehan selama perbaikan pembelajaran tentang materi operasi hitung pada sifat Komutatif di mata Pelajaran Matematika kelas IV (empat) SDN Setialaksana 03 UPTD Pendidikan PAUD / SD kecamatan Cabangbungin dapat dilihat pada tabel berikut :

No. Siklus Jumlah Nilai Nilai Rata-rata Keterangan
1 I 1920 60 C
2 II 2340 73 B

Berdasarkan pada tabel di atas, hasil penelitian pada siklus I menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas adalah 60 dari 32 siswa sedangkan pada siklus II menunjukan rata-rata kelas adalah 70 dari 32 siswa. Dengan rincian 7 siswa memperoleh nilai di atas rata-rata, 17 siswa mendapatkan nilai cukup, sedangkan 8 siswa mendapatkan nilai dibawah rata-rata.

Perbandingan nilai rata-rata kelas setiap siklus jika digambarkan dengan grafik batang, maka nilai perolehan selama perbaikan pembelajaran mata pelajaran Matematika dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Gambar
Grafik nilai rata-rata kelas setiap siklus

100

90

80

70

60

50
Siklus I Siklus II

Dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung ada beberapa temuan kemudian direfleksikan kembali guna memaksimalkan kegiatan pembelajaran yang berikutnya, adapun temuan tersebut diantaranya :

a. Refleksi mata pelajaran Matematika
1. Refleksi Siklus I
Pada siklus I peneliti menyadari masih terlihat adanya kelemahan yang dilakukan terutama pada waktu menjelaskan materi pembelajaran terkesan kaku dan canggung. Hel tersebut mengakibatkan pemahaman siswa kurang maksimal, dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa yang rendah. Peneliti seharusnya merefleksikan kelemahan-kelemahan yang dilakukan pada proses pembelajaran peneliti harus berusaha semaksimal mungkin untuk merumuskan rencana perbaikan pembelajaran untuk membantu siswa memahami materi dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dengan keterlibatan siswa langsung dalam proses pembelajaran diharapkan pemahaman dan hasil belajar meningkat.
Berdasarkan tabel data pengamatan guru diperoleh opsi pertanyaan perhatian siswa, rasa hormat siswa pada guru, keaktifan siswa dalam belajar, kerajinan siswa dalam pembelajaran, kedisiplinan siswa didalam kelas mendapatkan opsi jawaban B (tetap) sedangklan kerjasama siswa dengan siswa lain, kekompakan siswa didalam kelompok, keingin tahuan siswa dalam belajar, tanggung jawab siswa mendapatkan opsi jawaban C (menurun) serta minat siswa terhadap pelajaran mendapatkan opsi A (meningkat).
Berdasarkan hasil data teman sejawat pada siklus I mata Pelajaran Matematika (lampiran 4) merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian memiliki nilai 5 atau dapat dikategorikan baik namun demikian, untuk komponen-komponen merancang pengelolaan kelas perbaikan pembelajaran diperoleh nilai 3,5 atau menempati posisi terendah dari 6 komponen yang dinilai teman sejawat

2. Refleksi Siklus II
Pada siklus II menitikberatkan pada pencapaian tujuan yaitu penguasaan meteri pembelajaran yang maksimal dengan melakukan perbaikan-perbaiakn kelemahan yang ditemui pada siklus I. Temuan pada siklus II adalah adanya peningkatan belajar siswa dan hasil belajar siswa berkategori “Baik“. Ditandai dengan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran semakin meningkat, siswa sudah menguasai konsep-konsep pembelajaran dengan baik, antusias dalam mengikuti pembelajaran, aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan hasil belajar semakin meningkat.
Berdasarkan tabel data pengamatan guru diperoleh opsi pertanyaan, rasa hormat siswa pada guru, kerjasama siswa dengan siswa lain, keingintahuan siswa dalam belajar, kedisiplinan siswa didalam kelas mendapatkan opsi jawaban B (tetap) sedangklantanggung jawab siswa mendapatkan opsi jawaban C (menurun) serta perhatian siswa saat mendengarkan penjelasan guru, keaktifan siswa dalam belajar, kerajinan siswa dalam pembelajaran, minat siswa terhadap pelajaran mendapatkan opsi jawaban A (meningkat)
Berdasarkan hasil data teman sejawat pada siklus II mata Pelajaran Matematika (lampiran 7) merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian memiliki nilai 5 atau dapat dikategorikan baik namun demikian, untuk komponen-komponen merancang pengelolaan kelas perbaikan pembelajaran diperoleh nilai 4 atau menempati posisi terendah dari 6 komponen yang dinilai teman sejawat

2. MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Fokus perbaikan mata pelajara Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bagaiman menggunakan alat peraga pada pelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan siswa di kelas IV SDN Setialaksan 03
Dari hasil observasi dan evaluasi, peneliti temukan didalam maupun diluar kelas yang berkaitan dengan materi yang dibahas, dirumuskan ke dalam rekapitulasi nilai setiap siswa dari masing-masing siklus dan rata-rata dari keseluruhan dengan menggunakan kualifikasi penilaian B (Baik), C (Cukup), K (Kurang)
dengan patokan nilai sebagai berikut :
Baik : 100 – 80
Cukup : 70 -60
Kurang : < - 59
Rekapitulasi ini terdapat pada tabel dibawah ini :
Tabel
Hasil Evaluasi Dari Perbaikan Pembelajaran Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
No Nama Siswa Nilai Siklus Nilai Akhir Kualifikasi
I II B C K
1 Ubaydillah 50 70 60 
2 Basirudin 50 70 60 
3 Intan Komalasari 60 80 70 
4 Kurniawati 70 90 80 
5 Anton 70 90 80 
6 Aryo Sugeng 60 80 70 
7 Wahyu Pratama 50 70 60 
8 Adam Ardiansyah 40 60 50 
9 Acih 60 60 60 
10 Fiqih Firmansyah 60 60 60 
11 Fitri Ayuningsih 40 60 50 
12 febriyanto 80 100 90 
13 Fatin Soviani 80 100 90 
14 Habibah 70 90 80 
15 Hilda Damayanti 80 80 80 
16 Jayadi 40 60 50 
17 Karsih 40 60 50 
18 Lihan Sugianto 70 90 80 
19 Nanda 80 80 80 
20 Nur Hidayah 70 90 80 
21 Nani Wahyuni 60 80 70 
22 Ronal Ardianto 60 80 70 
23 Rifki Hanafi 40 60 50 
24 Rizqi Andrean 60 80 70 
25 Saja Suwanto 80 60 70 
26 Siti Rohani 70 90 80 
27 Tabroni 60 80 70 
28 Wiyanti 60 80 70 
29 Wahyudin 60 80 70 
30 Yusuf Afli Setiawan 40 60 50 
31 Ahmad Kosasih 60 80 70 
32 Aditia 40 60 50 
Jumlah 1910 2430 2130 8 17 7
Rata-rata 60 76 67 25% 53% 21%

Keterangan :
Nilai akhir : NS I +NS II
2

Perbandingan nilai perolehan selama perbaikan pembelajaran tentang sifat operasi hitung pada mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas IV (empat) SD Negeri Setialaksana 03 UPTD Pendidikan PAUD / SD kecamatan Cabangbungin dapat dilihat pada tabel berikut :

No. Siklus Jumlah Nilai Nilai Rata-rata Keterangan
1 I 1910 60 C
2 II 2430 76 B

Berdasarkan pada tabel di atas, hasil penelitian pada siklus I menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas adalah 60 dari 32 siswa sedangkan pada siklus II menunjukan rata-rata kelas adalah 76 dari 32 siswa.
Perbandingan nilai rata-rata kelas setiap siklus jika digambarkan dengan grafik batang, maka nilai perolehan selama perbaikan pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Gambar
Grafik nilai rata-rata kelas setiap siklus

100

90

80

70

60

50
Siklus I Siklus II




Dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung ada beberapa temuan kemudian direfleksikan kembali guna memaksimalkan kegiatan pembelajaran yang berikutnya, adapun temuan tersebut diantaranya :

a. Refleksi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Refleksi Siklus I
Pada Siklus I diajak pada aktivitas penggunaan alat peraga dan memberikan penjelasan materi sebagai pengantarnya.Minat belajar siswa tumbuh di motivasikan dengan beberapa penghargaan verbal dengan menggunakan alat peraga.
Berdasarkan tabel data pengamatan guru diperoleh opsi pertanyaan, rasa hormat siswa pada guru, keaktifan siswa dalam belajar, keingintahuan siswa dalam belajar, minat siswa terhadap pelajaran, , kedisiplinan siswa didalam kelas mendapatkan opsi jawaban B (tetap) sedangklan kerajinan siswa dalam pembelajaran, kerjasama siswa dengan siswa lain, tanggung jawab siswa mendapatkan opsi jawaban C (menurun) serta perhatian siswa saat mendengarkan penjelasan guru mendapatkan opsi A (meningkat).
Berdasarkan hasil data teman sejawat pada siklus I mata Pelajaran IPS (lampiran 10) merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian memiliki nilai 5 atau dapat dikategorikan baik namun demikian, untuk komponen-komponen merancang pengelolaan kelas perbaikan pembelajaran diperoleh nilai 3,5 atau menempati posisi terendah dari 6 komponen yang dinilai teman sejawat.

2. Refleksi Siklus II
Berdasarkan tabel data pengamatan guru diperoleh opsi pertanyaan, rasa hormat siswa pada guru, keaktifan siswa dalam belajar, keingintahuan siswa dalam belajar, minat siswa terhadap pelajaran, kedisiplinan siswa didalam kelas mendapatkan opsi jawaban B (tetap) sedangkan, tanggung jawab siswa mendapatkan opsi jawaban C (menurun) serta perhatian siswa saat mendengarkan penjelasan guru, kerajinan siswa dalam pembelajaran, kerjasama siswa dengan siswa lain, kekompakan siswa didalam kelompok, keingintahuan siswa dalam belajar mendapatkan opsi A (meningkat).
Berdasarkan hasil data teman sejawat pada siklus II mata Pelajaran IPS (lampiran 13) merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian memiliki nilai 5 atau dapat dikategorikan baik namun demikian, untuk komponen-komponen merancang pengelolaan kelas perbaikan pembelajaran diperoleh nilai 4 atau menempati posisi terendah dari 6 komponen yang dinilai teman sejawat.

B. PEMBAHASAN
Menurut Nasution (1985:100) alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif. Pendapat lain dari pengertian alat peraga atau Audio Visual Aids (AVA) adalah media yang pengajarannya berhubungan dengan indra pendengaran (Suhardi,1978 : 11), menurut Sumardi (1972 :4) mengemukakan bahwa alat peraga atau AVA adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapt diamati melalui panca indera. Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses belajar mengajar komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif. Menurut Amir Hamzah (1981 : 11) media pendidikan adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif.
Dengan memperlihatkan rekapitulasi data hasil evaluasi siswa, maka diperoleh nilai rata-rata penguasaan materi pelajaran, mata pelajaran Matematika ada peningkatan pada siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata diperoleh 60 kategori “Cukup“, sedangkan siklus II 73 kategori “Baik“. Dari hasil evaluasi rata-rata menunjukan adanya peningkatan, karena guru sudah jelas tentang langkah-langkah dalam pembelajaran. Guru sudah menggunakan tentang beda konkrit kepada penggunan media belajar atau alat peraga. Verbalisme pemikiran siswa sudah mulai menghilang dikarenakan guru dalam mengajar sudah mendemonstrasikan alat peraga, serta siswa dapat melakukan pengamatan sendiri secara langsung terhadap alat peraga itu.
Sedangkan rata-rata dari seluruh siklus pada mata pelajaran Matematika yaitu “67“ kategori “Baik“. Dari rata-rata kualifikasi akhir diperoleh data sebanya 7 siswa (21%) dari 32 siswa Kualifikasi “Baik “, 17 siswa (53%) dari 32 siswa, kualifikasi “Cukup“ dan 8 siswa (25%) dari 32 siswa. kualifikasi kurang
Dari hasil perbaikan pembelajaran untuk mata pelajaran Matematika dapat dikatakan adanya peningkatan yang sangat berarti (Signifikan). Adapun siswa yang berkualitas kurang, karena siswa tersebut daya tangkap terhadap materi pelajaran dibawah rata-rata, tetapi dapat diantisipasi dengan bimbingan perbaikan dengan pemberian tugas tambahan untuk di rumah yang sesuai dengan materi pelajaran yang sudah dibahas dan dipelajari.
Menurut Giristrap dan Martin (1975) mengemukakan bahwa metode diskusi merupakan suatu kegiatan sejumlan orang membicarakan bersam-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua waktu. Sedangkan rata-rata setiap siklus untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) adanya peningkatan penguasan materi setiap siklus. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 60 dan pada siklus II nilai rata-rata 76 dari 32 siswa. Dengan demikiam dikatakan peningkatan kar\tegori “ Baik“.
Rata-rata seluruh siklus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah 67 dikategorikan “Baik“ artinya hasil perbaikan pembelajaran yang dilaksanakn dari siklus I sampai Siklus II adanya peningkatan penguasaan siswa yang lebih baik. Peningkatan kemampuan siswa terhadap materi pelajaran disebabkan adanya kominkasi yang baik antara siswa yang kurang kemampuannya dengan yang pandai, hal ini dapat terlihat pada siklus , siswa yang kurang mampu pengetahuannya sudah mulai mengemukakan pendapatnya pada saat diskusi kelompok berlangsung.
Dari rata-rata kualifikasi data sebanyak 8 siswa (25%) dari 32 siswa kualifikasi “Baik“, 17 siswa (53%) dari 32 siswa kualifikasi “Cukup“, tetapi ada 7 siswa (21%) dari 32 siswa berkualifikasi “Kurang“ , tentu saja harus mendapat perhatian khusus dari guru agar meningkatkan proses pembelajaran, sehingga nilai kurang dari satu siswa yang berlatar belakang kemampuannya kurang atau faktor bawaan, sehingga nilai kurang yang diperolehnya akan berubah ke cukup.







BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan :
1. Penerapan metode demonistrasi pada pembelajaran Matematika untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mendemostrasikan sifat komutatif di SDN Setialaksana 03, Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut .
a. Guru menggunakan muti metode demonstran dalam pembelajaran sehingga siswa tidak jenuh dalam belajar dan dapat meningkatkan siswa dalam mendemostrasikan materi didepan siswa lain
b. Dengan menggunakan metode demonstran. Aktivitas siswa dalam belajar meningkatkan peran aktif dalam pembelajaran.
c. Kegiatan dalam mendemonstrasikan materi didominasi oleh siswa yang pandai saja , tetapi siswa yang kemampuannya cukup juga ikut aktif.
d. Komunikasi antar siswa berjalan dengan baik.
e. Hasil belajar siswa cukup meningkat dan hasil dari rata-rata evaluasinya juga meningkat.
2. Penggunaan alat peraga pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menjelaskan peta lingkungan setempat (Peta Provinsi) dengan menggunakan skala sederhana di SDN Setialaksana 03 . Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengusaan siswa terhadap konsep materi pembelajaran tentang peta lingkungan setempat ( Peta Kabupaten / Kota, Provinsi.) oleh penggunaan alat peraga peta dengan pengamatan langsung dapat mengetahui letak-letak Provinsi yang terdapat di negara Indonesia khususnya Provinsi Jawa Barat .
b. Aktifitas belajar siswa meningkat, sebab siswa secara langsung di libatkan dalam pembelajaran
c. Dengan adanya pebaikan pembelajaran, siswa dapat memahami langsung tentang pentingnya pengetahuan
d. Hasil belajar meningkat karena dapat dilihat dari hasil belajar siswa dan dari rata-rata hasil evaluasi.
e. Guru dapat mereflesikan diri dengan penggunaan media atau alat peraga sehingga meningkatkan penguasaan siswa terhadap hasil belajar.

B. SARAN
Dari hasil kesimpulan, berapa hal penting yang seharusnya diperhatikan dan dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas atau mutu pembelajaran di kelas antara lain :
a. Sebelum mengajar guru membuat persiapan mengajar (RPP) yang sebaik mungkin, agar dalam mengajar guru tidak keluar dari materi pelajaran yang akan disampaikan
b. Seyogyanya guru dapat menggunakan Multi Media, sehingga proses kegiatan belajar mengajar (PKBM) dapat berjalan dengan baik
c. Seorang guru juga harus memperhatikan tingkat perkembangan siswa, siswa yang masih dalam tahapan operasional konkrit , penggunaan alat perasa perlu di perhatikan agar hasil belajar siswa lebih meningkat .
Berdasarkan pengalaman perbaikan pembelajaran yang dilakukan melalui penelitian tindakan kelas (PTK) perlu adanya peningkatan Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk bertukar pendapat dan pengalaman. Adanya pelatihan tentang pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik membuat dan menggunakan alat bantu mengajar, mengajar yang bervariatif, menggunakan Multi Media serta meningkatkan kinerja guru, mutu pendidikan, khususnya pendidikan di Sekolah Dasar umumnya pendidikan yang ada di Indonesia .








BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk (2009). Materi Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta :
Universitas Terbuka

Buchori, dkk (2006). Gemar Belajar Matematika 4. Semarang :
Aneka Ilmua

Susilo, (2007). Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta : Pustaka Book
Publisher

Tim Redaksi Nuansa Aulia/ 2008. Sistem Pendidikan Nasional, Bandung :
Nuansa Aulia

1 komentar: